oleh

Evakuasi Akibat Erupsi Gunung Ibu Capai 644 Jiwa

Jakarta, jurnalsumatra.co – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan total sudah ada sebanyak 644 warga di Halmahera Barat Maluku Utara yang dievakuasi ke pengungsian untuk menghindari dampak bahaya erupsi Gunung Ibu yang berada pada Level IV atau Awas.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/1/2025) mengatakan jumlah tersebut masih akan bertambah karena proses evakuasi warga dari enam desa di Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat terus dilakukan oleh tim petugas gabungan.

Hal ini dilakukan supaya warga terhindar dari dampak bahaya paparan material erupsi Gunung Ibu yang aktivitasnya masih fluktuatif sampai saat ini.

Merujuk data yang dikeluarkan Pos Komando Penanganan Darurat Erupsi Gunung Ibu sampai dengan Ahad (19/1/2025) pukul 16.00 WIT, ratusan orang warga tersebut dievakuasi ke pengungsian yang tersebar di enam lokasi.

BNPB mengkonfirmasi adapun masing-masing Pos Pengungsian Kantor Desa Tongute Sungi (menampung 22 kepala keluarga atau 56 orang warga), Pos Pengungsian Gereja Tongute Sungi (98 kepala keluarga atau 245 orang warga), dan Pos Pengungsian Gereja Akesibu (28 kepala keluarga atau 70 orang warga).

Kemudian di Pos Pengungsian SD Inpres Tongute Goin (18 kepala keluarga atau 40 orang warga), Pos Pengungsian SMK Akesibu (71 kepala keluarga atau 188 orang warga) dan Pos Pengungsian SD Akesibu (31 kepala keluarga atau 65 orang warga).

BNPB akan terus memberikan pendampingan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat untuk memastikan penanganan tanggap darurat erupsi Gunung Ibu berjalan dengan baik.

Dia menyebutkan, kelancaran proses penyaluran logistik barang kebutuhan pokok ke pengungsian saat ini menjadi salah satu yang diprioritaskan. Pemerintah menambah dukungan kendaraan sehingga kelancaran distribusi logistik berupa barang kebutuhan pokok ataupun kebutuhan pengungsian tidak ada keterlambatan.

“Setiap pos pengungsian mengajukan daftar barang yang dibutuhkan dan nantinya akan didistribusikan oleh tim logistik ke pos tersebut,”ujarnya. Status aktivitas Gunung Ibu ditingkatkan dari sebelumnya Siaga, menjadi Awas pada Rabu (15/1/2025) siang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Peningkatan status tersebut dilakukan setelah tim Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025. Sampai dengan Senin pukul 12.12 WIT erupsi masih berlangsung dengan rata-rata tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed