Kemudian, terkait dengan MMS III yang mengusung tema “Membangun Korporasi Microfinance Muhammadiyah dalam risalah Islam berkemajuan”. Masih menurut Su’ud, tak lepas dari realitas yang ada selama ini dalam pengembangan jaringan BTM, di mana BTM telah hadir di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
“Jika kekuatan BTM sebagai ujung tombak pilar ketiga (bidang ekonomi) Muhammadiyah dikonsolidasikan, maka akan membentuk korporasi microfinance Muhammadiyah yang berperan dalam intermediasi keuangan,” tandasnya.
Momentum ini, lanjutnya, dirasa sangat tepat untuk membangun korporasi microfinance Muhammadiyah di tengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah mensosialisasikan Pedoman Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) yang berbadan hukum PT (perseroan).
“Sementara, BTM adalah amal usaha Muhammadiyah yang ingin membangun korporasi berbadan hukum koperasi,” ungkap Su’ud.
Direncanakan acara MMS III akan diikuti oleh 300 orang dari seluruh jaringan BTM nasional, sambungnya, baik KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) maupun LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) dan peserta lain dari jaringan koperasi syariah wanita Aisyiyah, Lembaga Pengembang UMKM, MEBP (Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata) dan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEB) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).
“Dengan adanya MMS III 2024 ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi dalam meningkatkan jejaring bisnis yang produktif antar jaringan BTM. Dan terbentuknya pengelolaan BTM yang terukur, mengedepankan tata kelola dan manajemen modern,” tambah Agus Yuliawan, ST, ME.Sy dari Media Center Muhammadiyah Micro finance Summit III 2024. (Fan)
Komentar