oleh

Memfreming Kedaerahan, Menunjukan Calon Pemimpin Tidak Paham Pancasila dan Tidak Layak Dipilih

BANYUASIN, JURNAL SUMATRA – santer isu dalam Pilkada Banyuasin ada pihak yang sengaja memfreming terkait kedaerahan, bahwa yang layak memimpin Kabupaten Banyuasin kedepan, harus orang lokal atau asli daerah Banyuasin karena menganggap lebih paham dan layak.

Akhirnya menuai respon dari berbagai pihak, salah satunya dari Pengamat Politik Sumsel Ade Indra Chaniago, Minggu (27/10/24).

Menurut Ade Indra Chaniago kepada Jurnal Sumatra mengungkapkan, pertama dirinya merasa prihatin karena sudah tahun 2024, masih ada calon pemimpin yang berkampanye dan menjual isu, bahwa pemimpin yang layak itu adalah calon pemimpin yang berasal dari putra daerah itu sendiri, karena dianggap lebih paham serta lebih tahu segalanya.

“Ini sangat miris karena masih ada calon pemimpin yang tidak paham Pancasila, padahal Indonesia ini ada karena adanya suku bangsa, artinya tidak akan ada Indonesia kalau tidak ada suku bangsa, sementara Kabupaten Banyuasin itu sendiri adalah bagian dari itu.

Jadi kalau ada calon pemimpin yang men dikotomi (pembagian dari satu keseluruhan), itu artinya dia tidak layak dipilih sebagai pemimpin karena tidak paham Pancasila,” tegasnya.

“Kenapa tidak layak dipilih sebagai pemimpin karena isu kedaerahan ini, merupakan upaya memecah belah persatuan dan ada upaya untuk merusak kebhinekaan, seharusnya kalau memang mereka sebagai putra daerah merasa lebih tahu, jual saja apa yang telah mereka perbuat selama ini.

Namun kalau mereka kemudian men dikotomi putra daerah atau kendaraan, saya menyakini bahwa dia adalah calon pemimpin gagal, jadi sudah jelas pemimpin yang gagal itu tidak layak dipilih karena tidak ada untungkan bagi masyarakat,” ungkap Aktivis 98 itu.

Menurut Indra Chaniago, kalau dengan asumsi pemimpin yang layak itu adalah putra daerah, apa buktinya Kabupaten Banyuasin telah dipimpin putra daerah, terus apakah dengan putra daerah yang pemimpin ada jaminan atau garansi, semua pembagunan maupun harapan masyarakat bisa terwujud belum tentu.

“Oleh karena itu kepada masyarakat Banyuasin kiranya tidak terjebak dan termakan oleh isu-isu yang memecah belah seperti itu, karena pemimpin-pemimpin yang tipe seperti itu apalagi dia sendiri bukan putra daerah asli, menunjukan bahwa tipe pemimpin yang berwatak kerdil, picik, culas dan dia tidak memiliki kapasitas,” ajaknya. (SON)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed