oleh

Kelelahan, Seorang Pendaki Puncak Bukit Besar Lahat Meninggal Dunia

LAHAT, JURNAL SUMATRA – Sepri Ramadhan (22), guru pesantren yang tercatat sebagai warga Jalan Batin Tikal Desa Karya Makmur Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meninggal dunia sebelum sampai ke Puncak Bukit Besar.

Pendaki itu meninggal dunia, diduga akibat kelelahan saat hendak menaiki Puncak Bukit Besar, Desa Tanjung Beringin Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, sekira pukul 01.30 WIB, Senin (28/10/2024).

Menurut info dilapangan, korban Sepri pada Minggu (27/10/2024) sekira pukul 15.00 WIB, mendaki bersama 4 rekannya asal Palembang yakni, Widia Sari (21), Septi Riana (21), M. Fanny Sabhir (19) dan Gilang Pratama (35).

Mereka berlima, mendaki puncak Bukit Besar berada di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat. Setiba di Pos sekira pukul 16.00 WIB, lalu berjalan hendak menuju ke Puncak sekira jam 19.00 WIB.

Kapolres Lahat AKBP God Parlasro S.Sinaga SH., SIK., MH melalui Kasi Humas AKP Sugianto, disampaikan Kasubsi Penmas Humas Polres Lahat AIPTU Liespono SH menceritakan kronologis kejadiannya.

Diceritakannya, Senin (28/10/2024) sekira pukul 01.30 WIB, anggota piket Polsek Merapi Barat mendapatkan informasi dari Dirlan, Kades Tanjung Beringin Kecamatan Merapi Selatan, bahwa terdapat pendaki yang meninggal dunia di Puncak Bukit Besar.

“Lalu anggota piket Polsek Merapi Barat, mendatangi rumah Dirlan. Menurutnya, Minggu (27/10/2024) sekira pukul 15.00 WIB, korban bersama 4 temannya tiba di Pos Bukit Besar Desa Tanjung Beringin,” jelasnya.

Jelasnya lagi, setelah mendaftar di pos sekira pukul 16.00 WIB, rombongan korban melakukan pendakian ke Bukit Besar. Sekira pukul 19.00 WIB, saat tiba di areal tanah merah tidak jauh dari puncak, korban terduduk kelelahan dan nafasnya tidak beraturan.

“Badan korban yang memiliki postur besar hingga teman korban tidak kuat untuk melakukan evakuasi. Lalu, Fanny, teman korban meminta pertolongan kepada pendaki lain yang berada di puncak untuk dilakukan evakuasi ke tenda. Sesampainya di tenda, teman korban menelpon tim Pos jaga Bukit Besar, bahwa ada temannya yang sakit,” ulasnya.

Lanjutnya, teman-teman korban melakukan pertolongan pertama dengan cara menyelimuti dengan Sleeping Bag (SB) dan mengoleskan minyak angin dan berikan minum air hangat, dikarenakan takut jika korban terkena hipotermia.

“Namun, tidak juga ada perubahan terhadap korban, dan korban dalam kondisi matanya menjelit keatas, mengeluarkan suara mendengkur dan nafasnya terengah-engah. Kemudian teman korban mengirimkan video korban ke tim Pos jaga,” tambahnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed