oleh

Reses Tahap II, Anggota DPRD Sumsel Dapil II Kembali Temui Masyarakat

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Dapil Sumsel II kembali melaksanakan reses Tahap II, Senin (4/9).

Adapun pelaksanakan reses yakni meliputi Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Timur III, Alang-Alang Lebar (AAL), Sukarame, Kemuning, Sako, Kalidoni, Sematang Borang.

Reses kali ini dilaksanakan selama 8 hari, mulai pada hari ini tanggal 4 September hingga 9 September 2023 mendatang.

Turut hadir pada reses tersebut anggota DPRD Sumsel Dapil Sumsel II, Muhammad Yansuri SIP (Partai Golkar), Ir H Zulfikar Kadir (PDI Perjuangan), Antoni Yuzar SH MH (Partai Kebangkitan Bangsa), Ir H Anwar Al Syadat SSI MSi (Partai Keadilan Sejahtera), DR H Budiarto Marsul SE MSi (Partai Gerindra), Tamtama Tanjung (Partai Demokrat), H Nopianto S Sos MM (Partai Nasdem).

Pada reses di hari pertama dan titik pertama anggota dewan melakukan dialog interaktif dengan masyarakat di lingkungan PT Pelindo.

“Ada beberapa hal yang disampaikan para pekerja di PT Pelindo, salah satunya pekerja-pekerja ini membutuhkan sertifikat untuk bekerja,” ujar Koordinator Reses Dapil Sumsel II Palembang, Dr. H. Budiarto Marsul, SE.MM saat ditemui usai melaksanakan reses, Senin (4/9).

“Mereka ini bekerja membutuhkan sertifikat,” sambung Budiarto.

Untuk membuat sertifikat tersebut kata Budiarto biayanya cukup mahal.

“Tapi kata mereka (para pekerja) sertifikat ini bisa dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja, untuk itu nanti akan kami sampaikan ke Disnaker
agar para pekerja di PT Pelindo ini diberikan pelatihan untuk mendapatkan sertifikat tersebut ,” terang Budiarto.

Lanjut dikatakan Budi, sertifikat tersebut sebagai persyaratan yang sangat dibutuhkan dalam bekerja di PT Pelindo.

“Dan rata-rata baru sebagian kecil saja para pekerja yang mempunyai sertifikat itu dari seribu lebih pekerja, nanti kita akan memminta bantuan ke Disnaker,” jelas Budiarto.

Lalu pada titik kedua, anggota dewan melaksanakan reses di kantor lurah Sei Selayur.

Pada kesempatan dialog interaktif dengan anggota dewan, masyarakat menyampaikan permasalahan soal sekolah zonasi.

“Banyak masyarakat Sei Selayur tidak mendapatkan kursi di SMA tersebut,” ujar Heri salah seorang warga.

Pada titik ketiga, anggota dewan melaksanakan reses di Kelurahan Sei Selincah.

Di Sei Selincah, anggota dewan menerima aspira tentang pembangunan infrastruktur. Utamanya tentang permasalahan banjir.

“Sei Selincah ini kan daerah resapan, jadi kalau hujan itu air menggenang, tidak mengalir,” kata Imam salah seorang warga Sei Selincah.

“Kami meminta dibuatkan gorong-gorong agar air dapat mengalir dengan baik,” pinta Imam.

Selain infrastruktur, anggota dewan juga menerima aspirasi tentang sekolah zonasi.

Tamtama Tanjung dari fraksi Partai Demokrat menambahkan, bicara soal pendidikan adalah persoalan dari semua pihak artinya sama-sama.

“Karena program pemerintah sudah cukup bagus, hanya saja beberapa oknum yang memang memanfaatkan kesempatan tersebut, apalagi waktu penerimaan siswa baru,” kata Tamtama.

“Apalagi soal zonasi, zonasi itu bagus ya, katakanlah bina lingkungan jadi penduduk yang di sekitar sekolah wajib untuk mengakomodir, hanya ini kadang persennya berapa, ya umpanya anak kita dekat sekolah, eh tau-tau anak kita tidak masuk sekolah di sana, dan kami akan dorong kepada mitra kami Dinas Pendidikan Sumsel untuk mengatasi permasalahan zonasi ini,” singkat Tamtama.

Pada titik kelima reses, anggota dewan melakukan pertemuan dengan masyarakat Bukit Sangkal.

Sama seperti sebelumnya, di Bukit Sangkal, anggota dewan menerma aspirasi dari masyarakat tentang infrastruktur.

“Di Bukit Sangkal ini permasalahan drainase dipinggir jalan tempat para pelaku usaha, memang sebagian di tempat tersebut sudah ada gorong-gorong, tapi putus-putus, jadi ketika air hujan turun, air dari gorong-gorong itu meluap, akhirnya timbulah banjir, untuk itu kami minta agar dibuatkan drainase atau gorong-gorong,” kata Jawahir, Ketua RT 01 RW 02 Bukit Sangkal.

H Nopianto S Sos MM dari fraksi Partai Nasdem mengatakan bahwa, permasalahan banjir memang permasalahan yang krusial.

“Banjir itu terjadi karena air tidak tau akan larinya ke mana, makanya airnya meluap, sehingga terjadilah banjir,” kata Novianto.

“Tapi apapun aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat akan kami tampung dan kami serap, selanjutnya kami akan mengambil langkah jalan keluar dari semua permasalahan yang dikeluhka oleh masyarakat,” tutup Novianto. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed