oleh

Indonesia Siap Luncurkan Standarisasi Penanganan Karhutla

Sedangkan Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Ekosistem Dinas Kehutanan Sumsel, Syafrul Yunardy dalam kegiatan itu menjelaskan mengenai kejadian, potensi dan tantangan kebakaran di kawasan hutan studi kasus di Sumatera Selatan.

Menurutnya, berdasarkan penelitiannya nilai kerugian ekonomi secara total akibat  Karhutla mencapai ratusan juta untuk setiap hektar yang terbakar dan pihak yang paling terdampak mengalami kerugian terbesar adalah masyarakat, kemudian perusahaan, lalu pemerintah.

Ia juga menyampaikan sedang menyusun strategi pelaksanaan MPA Masyarakat Peduli Api bersama Balai PPI Wilayah Sumatera dan Mitra APP Sinarmas yang memang sangat konsen dalam upaya pengendalian Karhutlah. Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi Kampanye Positif Gapki Sumsel, Anung Riyanta mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah banyak mengeluarkan peraturan terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan termasuk mengenai standarisasi penyediaan sarana dan prasarana, standarisasi perizinan, dan lainnya.

Diungkapkannya, dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 32  tahun 2016 tentang pengendalian kebakaran hutan bahkan sudah dijelaskan secara detail mengenai kewajiban sarana dan prasarana yang harus disiapkan perusahaan usaha perkebunan dan kehutanan. Namun, ia sepakat jika harus dibuatkan standarisasi yang berlaku untuk semua sektor tapi yang bersifat dinamis atau mengikuti kemajuan teknologi.

Dalam diskusi, Kepala Balai PPI KHL Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto  mengatakan, bagi pelaksana di lapangan standard sangat butuh sekali, apalagi ketika operasi bersama dan menjadi satu regu, maka standar sangat diperlukan sehingga ada kesamaan persepsi, yang terpenting lagi standar dan peraturan boleh banyak, tetapi faktual yang hadir di lapangan harus ada. Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah (Komda) Sumsel, Iwan Setiawan  mengatakan, pihaknya membawahi 18 perusahaan HTI dan satu restorasi.

Menurutnya, diskusi yang digelar BPSILHK Palembang sangat bagus yang tujuannya untuk menyampaikan informasi terkait pencegahan dan penanggulangan dalam mengatasi Karhutla termasuk untuk upaya penanggulangan pasca kejadian yakni pemulihan. “Mudah-mudahan melalui diskusi ini dapat ditemukan standar pencegahan dan penanggulangan Karhutla yang bisa disepakati bersama,  juga bisa mengambil contoh terbaik  yang dilakukan oleh APP Sinar Mas dan Mitra Pemasoknya dalam penanganan Karhutla,” ujarnya.

Diungkapnya, Mares Prabadi dari Fire Operation Management APP Sinar Mas Region OKI akan menjelaskan terkait apa saja yang sudah dilakukan oleh APP  Sinar Mas  dan Mitra Pemasoknya di OKI, PT Bumi Andalas Permai, PT Bumi Mekar Hijau dan PT SBA Wood Industries dalam mengatasi Karhutla.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed