oleh

Karya Anak Bangsa Dikalahkan Bangunan Peninggalan Belanda

Muba, jurnalsumatra.com –  Konstruksi beton tergolong kuat, karena beton memiliki modulus elastisitas yang tinggi. Hal ini memang terbukti ketika dilihat dari bangunan peninggalan zaman Belanda yang kini masih banyak berdiri kokoh. Tidak hanya itu, meski dibangun pada zaman masih serba kekurangan dengan usia sudah ratusan tahun, jangankan dapat rontok digosok dengan benda apapun, dipukul pakai Bodam sekalipun beton bangunan  belum tentu pecah malah mengeluarkan pijaran api.

Maka dari itu konstruksi jalan beton kerap diterapkan untuk peningkatan jalan raya maupun jalan lingkungan. Hanya saja diera moderenisasi ini, meski peralatan untuk melakukan pembangunan serba canggi, namun bangunan beton nya banyak yang tidak berkhawalitas bahkan tidak ada banding nya dengan bangunan beton peninggalan kolonial belanda.

Misalkan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sejak beberapa tahun lalu, pemkab Muba banyak melakukan peningkatan jalan dan jembatan dengan beton. Seperti contoh, Jalan Kramat Jaya Kecamatan Sungai Keruh yang ditingkatkan dengan beton sekitar tahun 2014-16 lalu kini banyak yang tinggal puing.

Jalan Desa Bukit Indah (B3) dan jalan penghubung desa Warga Mulya (B4) Kecamatan Plakat Tinggi yang ditingkatkan dengan beton sekitar tahun 2014- 2015 lalu yang sudah hancur total bahkan ditingkatkan kembali dengan beton pada tahun 2019. Termasuk jalan dan box culvert  penghubung desa Talang Piase Kecamatan Lawang Wetan yang ditingkatkan dengan beton sekitar tahun 2014- 2015 yang kini dalam keadaan berantakan.

Oleh sebab itu, masyarakat Muba berharap agar Pemkab Muba kedepan melakukan pengawasan lebih ketat lagi terhadap berbagai bentuk pembangunan. “Jadi kami minta kepada pemerintah daerah agar melakukan pengawasan yang ketat serta mengecek setiap tahun proyek yang sudah dibangun dengan anggaran APBD dengan demikian proyek-proyek  tersebut dapat terkontrol apakah sudah layak atau belum untuk di bangun kembali, agar tidak terjadi kesalah pahaman antara masyarakat dengan pemerintah daerah,” Ujar Helmi Kroman salah satu pemuka masyarakat KM 11 Kelurahan Soak Baru, Kecamatan Sekayu, kepada wartawan Jurnal Sumatra.com, Selasa (14/6/2022).

Helmi juga berharap kepada pihak pelaksana pembangunan maupun kontraktor agar dapat melakukan pembangunan yang lebih baik agar fisik bangunan berkhawalitas. “Ya saya kira anak bangsa harus bisa, paling tidak menyamai, malu dong dengan bangunan peninggalan belanda yang kini masih berdiri dengan kokoh,”Harapnya.

Terpisah, H Dede Junaedi salah satu toko masyarakat Kecamatan Plakat Tinggi mengatakan, bahwa Pemkab Muba adalah kabupaten yang peling besar PAD nya di provinsi sumsel. “Sudah sewajarnya Pemkab Muba melaksanakan pembangunan disegala bidang, karena wilayah muba ini menyamai provinsi Jawa Barat, maka PAD muba harus diperuntukan 50% untuk inprastruktur 50% terbagi untuk yang  lainya. “Ujar Dede Junaidi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed