oleh

Proyek Patchingan Jalinteng Dikeluhkan Para Pengendara

Lahat, jurnalsumatra.com –  Proyek penambalan (Patching) dalam memperbaiki terhadap titik titik kerusakan pada badan Jalan Lintas Tengah Sumatera, mulai dikeluhkan oleh Pengendara R4 dan R2. Pasalnya, dalam pengerjaan Patching di Jalinteng tersebut, mulai di Desa Tanjung Jambu, sampai dengan Desa Lubay Bandung Kecamatan Merapi Timur atau perbatasan Lahat – Muara Enim. Namun, yang paling parah, dan menjadi momok bagi Pengendara R4 maupun R2 proyek tampal sulam itu, disepanjang Jalinteng tepatnya di Desa Muaralawai Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat.

Apabila tidak segera dilakukan penampalan oleh pihak ketiga terhadap titik titik Patching, terutama disepanjang Jalan Desa Muaralawai, dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan para Pengendara R4 maupun R2, karena, dijalur tersebut, selain tidak ada rambu rambu perbaikan jalan, juga galian atau Patchingan jalan sangat dalam.

“Proyek tampal sulam di Jalinteng ini sudah cukup lama bergerak, dan titik titik yang telah di Patching dibiarkan begitu saja, sampai sekarang tak kunjung dilakukan Penampalan alias ditutup dengan Aspal,” ungkap Erwinsyah (43) warga Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat

Pria yang kesehariannya selaku sopir Angdes saat dibincangi wartawan pada Ahad (20/03/2022), menjelaskan, dirinya sangat menyesalkan pengerjaan proyek Patching yang dimulai sejak Desa Tanjung Jambu sampai dengan Lubay Bandung atau perbatasan Lahat – Muara Enim.

“Tapi, yang terparah disepanjang jalan Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat. Patchingan sangat dalam, tidak diberikan rambu rambu maupun peringatan, sehingga membahayakan para Pengendara R4 maupun R2 saat melintas dilokasi dengan kecepatan tinggi,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Agusyah (39) warga Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Ia mengaku, sudah selama ini sangat menyayangkan pekerjaan penampalan yang tak kunjung rampung tersebut. “Apa harus nunggu setelah menelan korban jiwa, baru dilakukan penampalan. Saat ini saja, kami yang sering melintas merasa khawatir dan dihantui rasa ketakutan. Apalagi ketika hujan, jalan yang di Patching tersebut, tidak terlihat sama sekali,” pungkasnya seraya menambahkan, karena proyek Patchingan yang ada sangat tajam dan dalam.

Begitu juga Dika (38) warga Merapi mengungkapkan, sepanjang beberapa kilo Jalinteng yang di Petching itu, apabila dalam waktu dekat tidak segera dilakukan penampalan, maka, ditakutkan dapat mengancam akan keselamatan bagi semua Pengendara. “Karena, panjang dan lebar galian dari Patchingan berpariasi, bahkan, ada disejumlah titik badan jalan telah disesaki Petchingan. Padahal, seperti jalan Muara Lawai, Jembatan, sampai perbatasan, tahun lalu telah dilakukan perbaikan (Pengaspalan),” tegas Dika.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed