oleh

FIFA dorong dunia internasional jadi rumah baru bagi atlet Afghanistan

“FIFA memiliki 211 anggota asosiasi, itu 211 negara, dan kami memanggil semua negara itu untuk membantu kami sekarang.”

Seorang perempuan berusia 24 tahun telah membela timnas sepakbola sejak 2011 dan mengatakan semuanya berubah ketika Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus.

“Mereka orang-orang yang berpikiran pendek (yang memandang) perempuan itu tak ada artinya… Saya ingin menunjukkan mereka bahwa perempuan juga manusia… itu kenapa saya bergabung di sepakbola,” kata dia, yang tidak bersedia untuk disebut identitasnya.

Dengan lengan dan kaki memar karena berlatih di lantai beton selama berjam-jam, dia mengatakan sepakbola seperti “obat yang menenangkan”.

Menggunakan botol air minum untuk menandai gawang, timnya kini bermain mengenakan sandal jepit dan jins di kompon Doha, semua berbagi harapan yang sama.

“Saya dan perempuan-perempuan lainnya, kami memiliki mimpi untuk pergi ke Kanada,” kata dia.

Sejumlah anggota tim sepakbola putri junior Afghanistan dan keluarga mereka telah terlebih dahulu meminta suaka ke Portugal dan kembali berlatih di pinggiran kota Lisbon.

“Apabila Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Australia, dan Selandia bari… bila mereka bisa memberi kami sinyal dan menyambut perempuan-perempuan ini, saya rasa itu akan menjadi pesan yang luar biasa bagi solidaritas dan kesatuan yang hanya bisa dibawa oleh sepakbola,” kata Infantino.

Australia dan Selandia Baru akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Putri pada 2023, sedangkan AS, Meksiko dan Kanada berbagi tugas menggelar Piala Dunia Putra 2026.

Bagi Cook, cerita atlet Afghanistan itu mencerminkan tragedi kemanusiaan.

“Sangat menyesakkan mendengar kisah mereka…. Mereka adalah orang-orang yang layak mendapatkan awal dari kehidupan baru.”(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed