Sehingga kondisi itu menjadi tantangan yang membuat sangat sulitnya menemukan orang dengan positif TBC karena minim dalam pemeriksaan sampel dahak.
Padahal targetnya, daerah ini minimal mampu mendeteksi 120 angka kesakitan TBC per tahun.
Sumber daya nakes
Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, menyiapkan dua fasilitas kesehatan khusus penanganan TBC. Dengan memprioritaskan pemeriksaan sampel dahak dan skrining kasus.
Khusus di wilayah barat kabupaten tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Rizal Yusuf Kune mengatakan, Puskesmas Buloila di Kecamatan Sumalata, disiapkan untuk melakukan pemeriksaan sampel dahak.
“Sebab kita memiliki fasilitas laboratorium dan peralatannya, serta tenaga analis berstatus tetap di puskesmas itu,” katanya.
Sementara di pusat ibu kota kabupaten, pemeriksaan itu disiapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Umar Sidiki.
Untuk puskesmas lainnya, tetap melayani pemeriksaan sampel dahak namun kendala ketersediaan tenaga analis yang bertugas tetap, memang harus dihadapi.
Selama ini, pemeriksaan itu dilakukan perawat honorer yang disiapkan. Mengingat belum ada tenaga analis tetap di puskesmas, artinya analis berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang memang perlu dimiliki setiap puskesmas.
Beruntung di tahun ini, Kementerian Kesehatan melalui program Nusantara Sehat, menugaskan satu orang analis untuk daerah ini.
“Meski baru satu orang, namun kita sangat mensyukuri dan menyambutnya gembira, sebab tenaga analis menjadi profesi langka di daerah ini. Sehingga permintaan langsung ke pemerintah pusat terus dilakukan secara periodik. Termasuk melalui kuota penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kami terus melakukan permintaan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP),” kata Rizal.
Agar kesiapan SDM mampu mendukung kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan 15 puskesmas secara optimal, tambahnya.
Seluruh SDM tenaga kesehatan pun diminta untuk terus melakukan kegiatan promosi pada pelayanan pemeriksaan sampel dahak di setiap puskesmas.
Juga peningkatan kapasitas dalam penanganan penyakit menular khususnya TBC.
“Apalagi layanan tersebut hingga masa pengobatannya dipastikan benar-benar gratis. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir menjalani rangkaian pemeriksaan hingga pengobatan untuk kasus positif TBC,” ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk proaktif datang memeriksakan kesehatannya. Tidak hanya saat sakit saja, namun dalam kondisi sehat pun perlu melakukan pengecekan.
Sebab penyakit TBC sangat menular dan berisiko tinggi menyebabkan kematian. Untuk penanganan yang lambat dapat berakibat fatal, yaitu cacat pada saluran pernafasan.(anjas)
Komentar