Berkat kecakapannya dalam bersenam ritmik tingkat mancanegara itu, Sutji pernah menjadi bagian dari tim nasional Amerika.
Namun pada 2017, dia terpanggil menjalani jenjang yang lebih tinggi.
Sutji pun bersama keluarganya memutuskan memulai babak baru dengan pergi ke kampung halaman ayahnya, Indonesia.
Tepatnya di Lampung, Sutji menambatkan hatinya di Indonesia, memulai karir profesionalnya sebagai atlet senam demi membela Bumi Pertiwi.
Pelatih senam ritmik Lampung Yuli Yanti melihat dengan cermat bahwa Sutji adalah bibit unggul yang bisa tumbuh di Indonesia, mekar dan memesona dunia.
Tanpa butuh waktu berlama-lama, dengan mudah Sutji pun menjalani beragam latihan yang disiapkan Yuli Yanti.
“Dia anaknya easy going, dalam satu minggu sudah bisa beradaptasi dengan mudah. Saya pun bisa bicara Bahasa Inggris jadi tidak terkendala bahasa. It’s easy, dia anak yang tidak neko neko. Apapun program yang disiapkan, dimakan sama dia untuk latihannya,” ujar Yuli menjelaskan kemampuan Sutji.
Betul saja, dalam waktu empat tahun terakhir bersama pelatihan yang diberikan oleh tim senam ritmik Lampung karir Sutji semakin melejit.
Perlombaan kelas-kelas dunia dengan getol diikuti Sutji bersama tim Lampung, baik kemenangan maupun kekalahan semakin menguatkan kesiapan Sutji untuk bisa menghadapi ajang nasional PON Papua sebagai PON perdananya.
Tebar Pesona di PON Papua
Meski sudah sering mengikuti ajang kompetisi kelas dunia, rupanya Sutji merasa suasana dalam PON Papua lebih membuatnya semangat untuk bertanding.
Semangat namun gugup, senang disertai tegang bercampur jadi satu.
Baginya PON Papua menjadi ajang pembuktian untuk menunjukkan keseriusannya dalam menjadi bagian penting ajang olahraga kenamaan di nusantara itu.
“Meski saya sudah sering ikut ajang internasional, lebih menegangkan di ajang ini (PON). Meski ada di kelas nasional, namun euforia di dalam gedung begitu kuat,” kata Sutji.
Beruntung perempuan muda itu berhasil menaklukkan rasa takut dan mengubahnya jadi keberanian, itu mendorong dirinya tampil dengan elok di arena pertandingan menyenangkan hati para penonton dan juri.
Terbukti ia berhasil menyabet medali perak nomor perorangan serba bisa dengan selisih tipis dari atlet senior Nabila Evandestiera asal DKI Jakarta pada hari pertama, serta dua emas pada hari kedua dari nomor bola dan pita.
Menariknya, untuk penampilan dalam nomor pita, rupanya Sutji memang ingin mempersembahkan penampilan yang bertemakan Indonesia.
Dia ingin penampilannya bisa menyentuh hati para penonton tak hanya di lokasi laga tapi juga seluruh masyarakat dari Sabang hingga Merauke.
Komentar