Jae Crowder yang pernah mencapai final NBA musim lalu bersama Miami Heat pun tidak. Baru musim lalu dia pindah ke Phoenix dalam bungkus kontrak tiga tahun.
“Saya sudah tahu potensi kami. Saya sudah tahu di mana kami bisa sampai, tingkat permainan yang bisa kami mainkan, manakala saya pertama kali tiba di sini. Saya baru tahu ini kelompok yang spesial. Saya tahu kami memiliki kesempatan melakukan hal yang spesial,” kata Crowder.
Suns memang mendapatkan peluang itu. Demikian pula dengan Bucks.
Tetapi pertemuan kedua tim juga berdampak besar kepada tim bola basket AS untuk Olimpiade Tokyo. Dari 12 pemain yang masuk tim AS untuk Olimpiade, tiga di antaranya, yakni Devin Booker dari Suns dan duo Milwaukee Khris Middleton dan Jrue Holiday, mesti bertanding sampai beberapa hari ke depan.
Gim ketujuh, jika Final NBA kali ini harus ditentukan sampai gim terakhir itu, semestinya dilangsungkan 22 Juli. Itu berarti sehari sebelum Olimpiade Tokyo dibuka pada 23 Juli, sedangkan tim basket AS sendiri mengawali kiprahnya 25 Juli melawan Prancis.
USA Basketball sudah menyiapkan langkah agar bisa tetap memainkan Booker, Middleton dan Holiday di Tokyo jika tim AS mesti pergi ke Tokyo pada saat Final NBA masih dilangsungkan.
“Saya kira satu opsi yang dipersiapkan adalah kami punya sembilan pemain untuk menghadapi pertadndingan pertama melawan Prancis. Itu skenario kasus terburuknya,” kata direktur pelaksana USA Basketball Jerry Colangelo seperti dikutip ESPN.
Persoalan jadwal Olimpiade ini tak membuat pusing baik Suns maupun Bucks. Mereka justru akan pusing jika gagal dalam puncak turnamen. Dan ini bisa menghadirkan dimensi lain yang mempersengit Final NBA ini.(anjas)
Komentar