Harapan untuk memperoleh pendampingan dari petugas puskesmas, nyatanya belum bisa optimal, kecuali bagi pasien darurat atau kegiatan tes cepat. Sehingga segala informasi tentang kiat menjalani isoman diperoleh pasien dari internet maupun media sosial.
IGD dadakan
Lain lagi dengan cerita pasien bergejala berat yang dialami Maryono Mansur (60). Kamar tidurnya sempat difungsikan sebagai ruang gawat darurat atas izin dari Kepala Puskesmas Jatiasih, Zulkifli.
Pertimbangannya, situasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat mengalami kelebihan kapasitas tampung. Bahkan tenda darurat di pelataran parkir pun sudah penuh dengan pasien yang berdatangan dari wilayah setempat maupun luar daerah.
Terpantau pada Jumat (25/6) pagi, pasien yang menanti giliran penanganan ‘screening’, ada yang menggelar alas tidur di pelataran parkir, ada pula yang menunggu di atas kursi roda, bahkan bak mobil pun dijadikan tempat berbaring pasien yang menunggu antrean.
Direktur RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi, MARS mengonfirmasi, pasien di pelataran parkir dikarenakan 30 velbed yang disiapkan di dalam tenda-tenda darurat sudah terisi semuanya.
Tiga unit tenda darurat tersebut didirikan sejak Rabu (23/6) sebagai lokasi skrining terhadap pasien yang datang, menyusul ruangan IGD telah dialihfungsikan menjadi ruang rawat inap berkapasitas 100 tempat tidur. Situasi di RSUD merawat sekitar 400 pasien COVID-19.
“Pilihan saat ini hanya dua. Saya paksakan mengeluarkan surat rujukan ke RSUD menempati tenda atau saya carikan rumah sakit lain tapi butuh waktu karena sedang penuh semua,” kata Zulkifli menyikapi kondisi Maryono yang sedang terbaring lemah.
Setelah berdialog dengan pengurus RW, diputuskan perawatan Maryono dilakukan di rumah dengan pendampingan petugas dari puskesmas.
Dari rekaman video yang dilaporkan keluarga, tampak Maryono terbaring di atas kasur dengan selang oksigen yang menempel di lubang hidung untuk membantu pernapasannya yang sedang sesak. Tabung oksigen dipinjam dari tetangga sekitar atas peran ketua RT setempat.
Pihak puskesmas telah mengonfirmasi bahwa pasien tersebut positif terinfeksi COVID-19 bersama sang istri serta satu anaknya yang masih usia pelajar berdasarkan hasil tes cepat antigen.
Beberapa jam usai kunjungan petugas puskesmas, istri pasien Turah (59), mengabarkan bahwa Maryono sudah tidak bernapas. Persoalan muncul saat tidak ada warga yang berani mendekat untuk menolong karena takut tertular. Bahkan pihak Puskesmas pun sedang kekurangan petugas untuk memastikan kondisi pasien di rumah.
Komentar