oleh

Tiga calon profesor IPB sampaikan ringkasan ilmiah jelang guru besar

Bogor, jurnalsumatra.com – IPB University melalui Dewan Guru Besar segera mengukuhkan tiga profesor yakni Prof Dr Ir Muhammad Nur Aidi MS, Prof Dr Suria Darma Tarigan MSc, dan Prof Dr Taufik STP MSi, menjadi guru besar tetap di fakultasnya masing-masing.

Menjelang pengukuhan sebagai guru besar tetap, ketiga profesor tersebut menyampaikan ringkasan materi orasi ilmiahnya secara tertulis di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Prof Dr Ir Muhammad Nur Aidi MS dari Departemen Statistika Fakultas MIPA menyampaikan materi orasi ilmiah bertajuk “Penggunaan Model Pendugaan Statistika Spasial Dalam Rangka Permasalahan Lingkungan dan Kesehatan di Indonesia”.

Muhammad Nur Aidi melihat, negara Indonesia yang jumlah penduduknya cukup besar, yakni 268,583 juta jiwa dan wilayah geografis sangat luas yakni 5,193 juta km2, memiliki sejumlah persoalan antara lain, kemiskinan, penyakit, dan lingkungan.

Persoalan yang ada, kata dia, selalu berkaitan dengan jumlah serta bagaimana distribusi pada ruang wilayah Indonesia, serta faktor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebabnya.

Menurut Nur Aidi, persoalan mencari ruang-ruang bersifat hotspot atau lowspot yakni pada ruang tersebut jumlah kejadian kemiskinan dan penyakit, lebih besar atau lebih kecil, dibandingkan di ruang sekitarnya.

Dari penelitiannya yang disampaikan pada orasi ilmiah itu, Nur Aidi melihat dan memetakan permasalahan kesehatan dan lingkungan di Indonesia dengan menggunakan model pendugaan statistika spasial.

Prof Dr Suria Darma Tarigan MSc, dari Fakultas Pertanian IPB University menyampaikan materi orasi ilmiah berjudul “Multi-fungsi lanskap untuk pertanian yang produktif dan regeneratif”.

Suria Darma melihat biodiversitas menjadi salah satu isu lingkungan yang banyak dibicarakan dan ada persepsi yang kurang akurat terhadap biodiversitas.

Menurut Suria Darma, banyak orang berpikir bahwa persoalan biodiversitas pada lanskap terrestrial hanya berhubungan dengan lanskap hutan dan wild species saja.

“Akibat adanya pengertian yang kurang akurat, sehingga tidak disadari ada jenis biodiversitas lain yang pentingnya tapi luput dari perhatian
kita selama ini, yaitu agricultural biodiversity atau agro-biodiversitas,” katanya.

Padahal, kata dia, berdasarkan hasil penelitian lainnya, lahan pertanian adalah salah satu lanskap yang banyak menyimpan biodiversitas dunia dan dapat dikelola untuk meningkatkan fungsi ekologis maupun fungsi produksi lanskap pertanian.

Menurut dia, agro-biodiversitas adalah biodiversitas pada lanskap pertanian yang penting untuk ecosystem services pengaturan aktivitas biologi tanah, siklus hara dan air pada tanah, serangga penyerbuk dan musuh alami hama, serta sekuestrasi karbon tanah.’

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed