Muba, jurnalsumatra.com – Sedekah Bumi dengan membakar lemang adalah tradisi secara turun-temurun bagi warga Desa Kertayu, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Sedekah Bumi inipun rutin dilakukan setiap tahun sebagai rasa syukur masyarakat setempat kepada yang Maha Kuasa atas rezeki yang telah dilimpahkan serta minta dijauhkan dari musibah.
Hanya saja Sedekah Bumi yang dilakukan warga kali ini, Rabu (19/5/2021) sangat berbeda dengan pelaksanaan Sedekah Bumi sebelum-sebelumnya, mengngat saat ini masih dalam suasana pandemik. Dari pantauan, puluhan warga Desa Kertayu didampingi Forkopimcam Sungai Keruh, berkumpul dengan menggunakan protokol kesehatan COVID-19, menggelar Sedekah Rami (bumi). Selain mengucapkan Puji syukur kepada yang Maha Kuasa atas rezeki yang telah dilimpahkan, dalam Sedekah Bumi kali ini warga juga bedoa dan berharap agar virus COVID-19 atau Corona segera tiada.
“Sedekah bumi ini merupakan bagian dari rasa bersyukur masyarakat setempat kepada yang maha kuasa atas rezeki yang telah dilimpahkan pada masyarakat, dan berdoa untuk menjauhkan musibah, memohon kepada Allah SWT agar wabah COVID-19 segera berlalu,” ungkap Camat Sungai Keruh Edi Haryanto SH didampingi oleh Kapolsek Sungai Keruh IPTU Susilo SH dan Kasat Pol PP Muba Haryadi Karim.
Sebagaimana diketahui, di lokasi sejak pagi tampak rasa kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat desa Kertayu yang disibukkan dengan berbagai persiapan sedekah Rami. Tak ubah seperti hari raya, setiap rumah bersuka cita membakar lemang dan saling memberi. Meski saat ini sedang dalam Wabah Mendunia yaitu Pandemi COVID-19, masyarakat tetap mematuhi Protokol Kesehatan.
“Kami menyambut baik kegiatan adat sedekah rami yang dilaksanakan setiap tahun ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan melestarikan budaya khas Muba,” Ujar Camat. Sementara itu, Tarmizi tokoh masyarakat desa Kertayu mengatakan sedekah rami rutin dilaksanakan sebagai tradisi untuk menghindari balak dan sebagai rasa syukur (berkah) pasca panen.
“Sedekah bumi identik dengan lemang, makanan khas terbuat dari ketan yang dibakar menggunakan bambu. Ini tradisi kami turun temurun, sebagai bentuk ucapan syukur atas nikmat Allah terhadap hasil panen,” ujarnya. Turut hadir dalam Prosesi Sedekah Rami (Bumi) ini, Kepala Desa Kertayu, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Masyarakat setempat. (Rafik Elyas)
Komentar