Banda Aceh, jurnalsumatra.com – Sudah lebih satu tahun pandemi COVID-19 merebak di di Indonesia dan hingga kini belum ada tanda akhir. Akibatnya pertumbuhan ekonomi Tanah Air terpuruk, dan sektor pariwisata yang ikut lumpuh menjadi salah satu dampaknya.
Hal ini menjadi kewajaran, mengingat pariwisata ialah tentang pergerakan orang sehingga ketika mobilitas dibatasi demi menekan laju pandemi maka sektor itu pun ikut tumbang.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya mencari solusi agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Tanah Air segera bangkit.
“Mudah-mudahan kita bisa selesaikan pandemi ini agar kita bisa melanjutkan agenda pembangunan ke depan,” kata Menparekraf RI Sandiaga Uno saat berkunjung ke Aceh.
Awal Mei 2021, Sandiaga menyambangi provinsi paling barat Indonesia itu. Misinya membangkitkan sektor pariwisata dalam kemasan Clean, Health, Safety dan Environment (CHSE) bagi destinasi wisata, hotel dan restoran serta pusat oleh-oleh yang mendukung pariwisata.
Sandiaga juga turut mempertajam rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) senilai 500 juta dolar hingga 1 miliar dolar AS bagi sektor pariwisata di Aceh Singkil, sekaligus menjaring rencana pengembangan spot-spot wisata di Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang.
“Rencana kita sangat konkret, sangat real, bahwa yang ada di depan mata adalah Uni Emirat Arab dan tentunya ini holistik ya, bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun SDM,” katanya.
Pihaknya bersama Pemerintah Aceh berkolaborasi mempersiapkan seluruh aspek dalam menjaring investasi UEA. Sejumlah tahapan telah dibahas secara terperinci agar penandatanganan perjanjian investasi dapat dilakukan saat Presiden Jokowi meninjau World Expo Dubai di UEA pada Oktober 2021.
Sandiaga Uno menilai Aceh merupakan salah satu opsi tujuan wisata bagi wisatawan nusantara selama pandemi. Aceh memiliki banyak potensi wisata alam, bahari, budaya dan kearifan lokal.
Untuk wisatawan nusantara, Aceh ini merupakan satu opsi untuk berkunjung, yang sangat-sangat berpotensi.
Indonesia punya 5 juta masyarakat kelas menengah wisata nusantara baru yang sekarang ini memiliki opsi utama untuk berwisata di dalam negeri saja, ini menjadi target.
Aceh juga memiliki produk ekonomi kreatif unggulan.
“Kita ingin produk-produk ekonomi kreatif di Aceh ini bangkit. Salah satunya fesyen saya pakai ini, batik Aceh dan beberapa produk kreatif unggulan lain seperti kopi yang akan kita pasarkan dalam skala dunia dalam bentuk gastronomi,” katanya.
Komentar