oleh

Kadin : Sektor UMKM punya daya ungkit ekonomi

Kadin ke depannya juga harus berperan dalam mengembangkan kewirausahaan sosial dengan menerapkan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan.

Tujuannya agar mampu memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang terpinggirkan.

Ketika disinggung soal peran milenial dalam perkembangan sektor UMKM masa kini, Arsjad sangat optimistis bahwa banyak kaum muda yang mulai menggunakan usaha mereka tidak hanya untuk alasan ekonomi semata, namun juga menjadi solusi bagi banyak masalah sosial yang ada.

“Jadi, bukan keniscayaan kita akan mempunyai banyak pengusaha milenial yang bisa menjadi pemain di tingkat global dan mengharumkan nama Indonesia,” katanya.

Salah satu misi saya untuk mengembangkan perekonomian nasional dan daerah adalah dengan mempromosikan industri kreatif dan destinasi pariwisata baru yang potensial. Khususnya di industri kreatif, banyak pengusaha milenial yang bergelut di industri ini, katanya.

Efektif
Terkait upaya yang digulirkan Pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi, Arsjad mengaku sangat mengapresiasi pengambilan kebijakan yang efektif, termasuk dibentuknya Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Saat ini perekonomian berada pada kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu ketika pandemi mulai terjadi. Indonesia terbukti lebih resilient (elastis),” tegasnya.

Bahkan beberapa pengamat ekonomi memprediksi di kuartal kedua 2021, pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh secara positif. Optimisme itu didasari oleh program vaksinasi yang terus berjalan, terutama bagi kalangan pedagang yang merupakan pelaku UMKM.

Di samping itu, ia berharap adanya akselerasi proses pengadaan vaksin yang dilakukan secara bergotong-royong. Pendistribusian dan perluasan akses terhadap vaksin hingga ke pelosok tanah air merupakan pekerjaan rumah yang besar dan kompleks.

Kadin Indonesia harus merapatkan barisan untuk mendukung program vaksinasi pemerintah maupun vaksinasi gotong-royong yang diselenggarakan secara mandiri oleh perusahaan, terangnya.

“Kita perlu mendorong pengembangan usaha yang bernilai tambah dan berorientasi ekspor. Selama ini ekspor nasional masih didominasi oleh produk-produk komoditas, sehingga perlu lebih memperhatikan aspek penambahan nilai dan keberlanjutan dari komoditas tersebut,” kata Arsjad.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed