Selanjutnya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengklaim selama empat hari berlakunya relaksasi PPnBM, permintaan mobil Suzuki naik 100 persen dibanding periode yang sama bulan Februari 2021.
Keterlibatan UMKM
Relaksasi PPnBM tersebut bukan sekadar untuk meningkatkan pembelian produk kendaraan bermotor di Tanah Air, melainkan juga untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk otomotif nasional.
Sebab, ada ketentuan komponen lokal pada kendaraan yang mendapat relaksasi PPnBM. Hal ini tentu mendorong produsen otomotif untuk semakin meningkatkan penggunaan komponen lokal pada produksi kendaraan mereka.
Dengan demikian, kebijakan relaksasi PPnBM ini juga berdampak positif terhadap industri UMKM, di mana komponen pendukung otomotif yang mereka produksi akan semakin banyak digunakan industri.
Hal ini sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi yang ingin keterlibatan UMKM ditingkatkan dalam rantai pasok industri otomotif.
Jokowi mengatakan pengusaha dalam negeri harus terlibat dalam industri otomotif dari hulu sampai hilir, sehingga meningkatkan ekonomi nasional.
“Karena di sini banyak keterlibatan pelaku usaha dalam negeri, dari mulai hulu sampai hilir yg harus ditingkatkan, keterlibatan industri UMKM dalam rantai pasok juga harus ditingkatkan dan nilai tambah ekonomi dalam negeri juga harus jadi prioritas,” kata Presiden Jokowi.
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti juga mengapresiasi kebijakan relaksasi PPnBM yang berdampak pada bangkitnya industri otomotif ini.
Apalagi hal ini juga berdampak kepada penyerapan tenaga kerja lokal dan menekan angka pengangguran yang tengah naik akibat pandemi COVID-19.
Industri otomotif sudah kembali bergeliat berkat akselerasi yang dilakukan pemerintah. Namun demikian pelaku industri otomotif tetap harus waspada dengan bahaya penularan COVID-19 karena pandemi belum berakhir.
Kehati-hatian yang dibarengi dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan serta mendukung program vaksinasi yang diinisiasi pemerintah menjadi kunci keberlangsungan industri otomotif Indonesia di tengah pandemi COVID-19.(anjas)
Komentar