oleh

Analisa bencana NTT jadi pelajaran untuk pemukiman rawan bencana

Misalnya daerah Karera, Kabupaten Sumba Timur yang berlokasi pada cekungan dataran banjir yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan.

Menurut dia, dataran banjir ini terbentuk pada lembah di antara pegunungan berbatuan vulkanik di sebelah utara dan perbukitan berbatuan sedimen di sebelah selatannya.

Material yang terendapkan pada lembah ini berasal dari proses pengikisan material lereng pegunungan di sekelilingnya.

Proses sedimentasi mengendapkan material alluvium, lempung, serta berbagai batuan endapan kipas yang berasal dari lereng kaki bukit.

Pegunungan vulkanik di sebelah utara wilayah terdampak memiliki material dari Gunung Silo (GSO) dengan batuan berupa andesit, basalt, diorite, dan abbro.

Secara visual pegunungan ini sudah mengalami proses pengikisan yang intensif, hal ini terlihat dari banyaknya daerah aliran sungai (DAS) kecil yang terbentuk di lereng sebelah selatan yang langsung menghadap lembah.

Material pegunungan ini terkikis dan terendapkan secara gravitasional di lereng kaki dan lembah yang ada di bawahnya.

Beberapa outlet DAS bertemu di kaki lereng dan masuk ke area lembah. Pertemuan outlet beberapa DAS menjadi area yang rawan terkena akumulasi limpasan air jika hujan turun secara merata di seluruh area lereng pegunungan.

Jika intensitas hujan yang turun sangat tinggi, maka area-area pertemuan outlet DAS menjadi area yang rawan terkena imbas limpasan air yang berpotensi terjadinya banjir dan banjir bandang.

Ferrari mengatakan wilayah lainnya yang juga terdampak bencana adalah Pulau Adonara yang berlokasi di lembah-lembah sungai sempit dengan tebing sungai yang tinggi. Lembah sungai terbentuk dari batuan lava yang sudah melapuk dan tererosi sangat kuat.

Lembah-lembah sungai tersebut memiliki hulu pada sungai-sungai yang terbentuk dari proses erosi pegunungan di atasnya. Beberapa lembah sungai yang terbentuk merupakan pertemuan dari beberapa sungai dalam satu DAS.

Dengan kondisi lembah sungai yang sempit dan tebing dinding sungai yang tinggi, kata Ferrari, apabila terjadi aliran air akibat hujan yang ekstrem maka sedimen berupa batuan andesit dan basalt yang mengalami erosi dari lereng pegunungan akan mengalir dan terkonsentrasi pada lembah sungai.

Kondisi ini sangat berbahaya jika pada lembah sungai tersebut terdapat permukiman atau aktivitas manusia yang bernilai ekonomi.

Analisa dampak bencana juga dilakukan di Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Pada lokasi itu terdapat ‘kipas alluvial’ yang terbentuk di kaki lereng pegunungan yang terbentuk oleh peralihan dasar sungai yang curam ke dasar sungai yang datar.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed