Dijelaskannya untuk pelatihan tanjak ini yang diajarkan adalah seni melipat, cara melipat dimana tanjak yang asli tidak ada jahitan, dia hanya di lipat dan di pakai. “Setelah mengikuti pelatihan ini, mau dikembangkan yaa alhamdulilah, mau di praktekkan lagi untuk di pakai sehari-hari alhamdulilah, mau dibuat bisnis jualan tanjak, jualan gandik juga silahkan, artinya semakin banya orang yang bisa membuat gandik dan tanjak maka budaya Palembang itu muncul dan lestari, tidak boleh budaya itu di klaim oleh satu orang, karena ini budaya komunal bukan milik pribadi,” katanya.
Karena itu menurutnya kata pepatah kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. “ Moment Festival Palembang Darussalam yang ke ke-XIX ini kita mulai adakan pelatihan gandik dan tanjak, kedepan kita buat kelas pembuatan batik, kita punya buk Diah K. Pratiwi, punya buk Eli dari AMKPD , ada juga dari Kesultanan dan dari zuriat-zuriat yang lain silahkan buat kelas belajar/pelatihan,” katanya.
Pelatihan ini menurutnya tidak lain untuk membudayakan gandik dan tanjak agar terus lestari terutama untuk kalangan muda. “Tolong disambut ini ide, soal pengembangan yakinlah rezeki datang dari Allah, jangan takut di saingi, semua orang punya kelas, kalau sekarang ada yang jahit itu sudah kombinasi, kalaupun bahannya sudah milenial dan warnanya sudah cerah itu juga sudah kombinasi yang penting tanjak dan gandik ini muncul,” katanya.
Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja,S H.,M.Kn mengatakan, kalau tanjak dan gandik adalah budaya yang harus dilestarikan. “Budaya ini kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi, kalau kita tidak bisa siapa yang bisa, nanti bukan jadi budaya tapi jadi sejarah budaya, makanya selagi ada orang kita yang bisa, orang kita yang mampu melestarikan budaya ini mari kita selalu mentransper ilmu, saling memberikan kemampuan, nanti amal yang diberikan melalui transper ilmu menjadi amal jariyah buat kita semua,” katanya.
Dia berharap di masa pandemi Covid-19 ini , kegiatan ekonomi kreatif bisa berhasil. Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang yang mengusahakan tanjak Palembang menjadi kekayaan komunal dengan keluarnya sertifikasi tanjak dari pemerintah pusat. “Kemarin kami berjibaku ada pak Rasyid yang juga memberikan informasi , ada juga bahan lama yang diberikan sebagai contoh untuk menjadi kekayaan tersebut tapi itu bukan milik kami tapi milik kita sama-sama, milik masyarakat Palembang ,” katanya.
Komentar