Ia menyebutkan sejauh ini impor Rusia dari Indonesia berupa CPO dan turunannya, mesin peralatan, sepatu, industri coklat dan lainnya. Sedangkan ekspor Rusia ke Indonesia berupa pupuk, BBM, peralatan mesin dan lainnya.
“Kita saat ini meski belum menjadi investor besar namun sudah masuk ke proyek besar seperti ke BUMN yakni Petrokimia dan Pertamina. Nilai investasi kita di Indonesia sekitar 15 miliar dolar AS,” sebutnya.
Terkait hasil pemaparan dan laporan Provinsi Kalbar, investasi Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti untuk PLTA menurutnya potensi besar.
“Potensi PLTA di Kalbar lumayan besar. Kami saat ini dengan Kementerian ESDM juga telah dan terus bekerjasama. Kami Rusia sangat berpengalaman dan paham soal EBT termasuk soal Pembangkit Tenaga Nuklir atau PLTN,”jelasnya.
Pihaknya juga meyakinkan Rusia juga telah berpengalaman dalam pertambangan dan pembangunan infrastruktur.
“Semoga kerjasama terbangun dan terealisasi ke depan. Informasi potensi juga akan kita sampaikan dengan pelaku usaha di Rusia,” katanya.(anjas)
Komentar