oleh

Balar Sumsel Melakukan Survey ke Pulau Kemaro

Palembang, jurnalsumatra.com – Tim Balai Arkeologi (Balar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)  pimpinan Kepala Balar Sumsel Budi Wiyana dan arkeolog dari Balar Sumsel yaitu Retno Purwanti (Arkeologi Hindu Buddha/Arkeologi Sejarah), Sondang M. Siregar (Arkeologi Hindu-Buddha/Arkeologi Lingkungan)., Aryandini Novita (Arkeologi Kolonial),  Muhammad Nofri Fahrozi (Antropolog/Koordinator Peneliti Balar Sumsel) melakukan survey ke Pulau Kemaro, Palembang, Kamis (25/3/2021).

Turut hadir penelusur sejarah Sumsel yang juga Penggagas Komunitas Cagar Budaya Robby Sunata. Dalam kunjungan tersebut pihak Balar Sumsel  menemukan lokasi pertahanan anti serangan udara pasukan Jepang di Pulau Kemaro. “ Kita menemukan data baru tadi, tapi memang kita tadi fokusnya tidak sekitar kelenteng, kalau kelenteng itu tanahnya mulai teraduk, banyak ruang terbuka sudah enggak ada, banyak rumput, akhirnya  kita kearah kampung aer itu sampai ke ujung sampai ke Bungalow/Villa sampai ke ujung lagi , “ kata Kepala Balar Sumsel Budi Wiyana.

Sepanjang perjalanan menurut Budi, pihaknya banyak menemukan  beberapa gerabah dan kramik   masanya muda yaitu masa Kesultanan Palembang Darussalam. Di ujung Pulau Kemaro pihaknya menemukan Bungker peninggalan Jepang dan lokasi penjara zaman PKI. “ Isu-isunya dulu katanya ada pembantaian PKI , penjara PKI memang bekasnya ada, jadi kalau zaman Kesultanan kemungkinan yang menjadi benteng pertahanan , tapi itu kayaknya  tinggalan bungker zaman Jepang, “ katanya.

Bungker Jepang tersebut menurutnya bukan Bungker dalam hal pertahanan tapi  menurutnya ada yang bilang dapur. “ Bungkernya enggak terlalu besar, bentuknya segi empat posisinya di mulut pantai paling ujung Pulau Kemaro dengan kondisi tidak utuh. “ Disana kita bisa melihat  agak terbuka  sedikit, kita bisa survey dan kami nemu kramik, grabah memang muda zaman Kesultanan Palembang Darussalam,” katanya.Dan disamping bungker Jepang itu menurutnya ada penjara tempat penjara dan ada yang bilang  untuk membunuh juga .

“ Karena itu khan trus ke sungai di sungainya itu ada tempat batu turun ke sungai, “ katanya.Untuk luas areal bungker dan penjara luas arealnya bisa mencapai 1 hektar yang merupakan satu komplek di ujung Pulau Kemaro.“ Kita sengaja kesitu , karena peluang untuk menemukan tinggalan itu masih ada karenanya  kami jalan ke ujung Pulau Kemaro,” katanya . Untuk langkah selanjutnya menurutnya pihaknya  akan melakukan analisa dahulu .

“ Kendalanya temuannya tidak padat jadi  temuannya sporadis, kalau kita mau ekskavasi pun harus mempertimbangkan kepadatan temuan , sementara kita survey  dulu, kebetulan kami waktu sekitar kampung aer sampai villa sampai pasang tinggi , saya berharap kalau surut kita bisa survey kesitu nanti suatu saat kita akan survey lagi, nunggu pas surut kita harus tahu jadwalnya,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed