“Banyak yang akhirnya merasa tidak bahagia atau sulit menerima dirinya karena kondisi fisiknya. Nah biasanya memang saya akan gali satu persatu apa yang paling mengganggu dari dia, apa yang membuat image dia jadi begitu, kemudian kami cari cara untuk mengelola itu dan belajar mencintai diri kita sendiri,” jelas Ika.
Untuk itu, dalam menanggapi, sebaiknya hindari berkomentar menggunakan kalimat seperti “Halah masalah gitu aja dipikirin, sudahlah lupain” atau “makanya rajin ibadah biar enggak gampang stres.”
Umumnya kalimat semacam ini sering terlontar sebagai reaksi orang lain terhadap orang yang mengalami stres dan depresi. Walau ada kesan menguatkan, namun bisa jadi malah tak menyelesaikan masalah. Ika berpendapat, kalimat semisal “Ah kena masalah gitu aja langsung depresi”, “Ya udah, sabar aja, tawakal/ikhlasin” atau malah mengaitkannya dengan masalah orang lain, terkadang bisa menyakitkan pada sebagian orang.
Bentuk respon yang disarankan
Tala berpendapat, latar belakang pendidikan memang akan mempengaruhi konten ucapan dan opini seseorang. Seseorang yang belajar psikologi pun bisa saja salah atau terburu-buru dalam menangapi masalah. Selain pendidikan, pengalaman hidup juga akan sangat mempengaruhi bagaimana Anda berucap, bersikap menanggapi masalah. Ada yang menjadi lebih bijak ada yang justru menjadi lebih keras.
Anda bisa memilih mau bersikap reaktif atau responsif. Saat Anda memilih responsif, maka Anda akan berpikir dulu sebelum berkomentar.
Menurut Tala yang fokus menggunakan pendekatan Acceptance Commitment Therapy (ACT) dalam praktinya itu, daripada berusaha mengomentari masa lalu lawan bicara Anda, lebih baik mendukung dia dengan memberikan reward.
Kalimat yang bisa Anda ucapkan kurang lebih begini :
Waktu kamu mengalami eating disorder, pasti masa itu jadi masa-masa yang gelap banget ya. Kamu pasti sudah berjuang sejauh ini sampai bisa hadir di depan kita. Kami paham dunia modeling ini memang mungkin keras sehingga banyak tuntutan yang diberikan. Tapi kamu hebat sudah bisa berjuang sampai sekarang dan kembali menjadi dirimu yg tampil lebih percaya diri. Ya memang ada kalanya kita jatuh tapi kalau sudah bisa bangkit, semoga bisa terus dipertahankan ya. Sesekali down it’s oke dan kamu sudah membuktikan bahwa dirimu lebih kuat dari yang kamu bayangkan.
Cara Anda mendukung dia terkadang tidak perlu dengan banyak kata, melainkan menunjukkan sikap menghargai padanya. Menurut Ika, Anda tidak perlu terburu-buru mencari jalan keluar versi Anda. Saat bingung harus merespon seperti apa, Anda bisa bertanya apa yang teman Anda itu harapkan.
Komentar