oleh

Disbud Palembang Sosialisasikan Sejarah Pempek

Dan hari ini pihaknya sosialisasikan hal ini dengan pihak kafe kuliner bingen, Dapur Cinta yang terletak di Jalan KH Azhari Lorong Waspada Nomor 227 Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU II, Palembang, untuk ikut berkerjasama mensosialisasikan  hal ini kepada masyarakat. “ Pada umumnya masyarakat kita tahu  tentang pempek tapi dia tidak tahu sejarahnya apa pempek itu , inilah salah satunya peran dan tugas  Dinas Kebudayaan kota Palembang,” katanya.

Apalagi menurutnya sekarang pempek sudah menjadi ikon , alangkah sayangnya masyarakat Palembang tidak tahu sejarah pempek, bagaimana cara pembuatannya  danb bagaimana asal –usulnya. “ Ini yang harus kita sama –sama dengan pengusaha pempek, sejarawan dan budayawan  supaya ini bisa diketahui dan di mengerti oleh masyarakat, masak kita yang punyak barang tapi tidak bisa menjawabnya ,” katanya.

Karena itu pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat terutama mengenai  sejarah pempek. Sedangkan Manager Dapur Cinta, Riki Wiryawan menceritakan berawal Dari Kondisi Covid 19  tahun 2020 dimana banyak  kerabat, saudara  dan  tetangga yang terkena  dampak ekonomi, termasuk warga 13 Ulu khususnya lorong waspada dimana mereka Merupakan para pengrajin kue-kue bingen khas Palembang

“Karena di masa itu tidak ada tempat untuk memasarkan kue-kue tersebut, warga dilarang keluar rumah, pasar tidak boleh beroperasi sebagian, toko-toko banyak yang tutup, termasuk salah satu tempat pemasaran kue-kue tersebut yaitu sekolah dam instansi pada meliburkan diri,” katanya.

Berselang dengan kondisi ini menurutnya , Pemerintah (Dinas Pariwisata ) sedang mengadakan Lomba Kampung Kreatif Se Kota Palembang. “Maka terlintaslah ide  Owner Dapur Cinta untuk mengikut sertakan masyarakat sekitar Kampung 13 Ulu dalam lomba tersebut dengan cara membuat dan  menghidupkan kembali kegiatan warganya Di Kampung 13 Ulu khususnya lorong waspada tersebut dengan memproduksi berbagai macam jenis kue-kue bingen khas Palembang, bahkan ada beberapa kue yang sudah langka,”katanya.

Untuk memfasilitasi kegiatan lomba tersebut maka Owner Dapur Cinta membuat bangunan kayu berbentuk teras rumah limas    (Bari ) gunanya untuk mempermudah mengumpulkan jenis makanan yang telah dibuat oleh para pengrajin tersebut untuk dinilai oleh para juri lomba tersebut dan Kelurahan 13 Ulu akhirnya mendapatkan Juara Harapan III.

“Dari kondisi Covid 19 dan kegiatan lomba tersebutlah maka muncul ide selanjutnya ingin menjadikan Dapur Cinta ini benar-benar sebagai sentra penjualan kue-kue bingen tersebut,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed