Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melansir industri kosmetik yang merupakan bagian dari industri bahan kimia dan barang dari kimia, tumbuh 4,67 persen pada 2020, dipicu meningkatnya produksi sabun, karena kebutuhan masyarakat untuk mencuci tangan naik di masa pandemi COVID-19.
“Mencuci tangan sebagai bagian dari protokol kesehatan yang harus dijalankan masyarakat di masa pandemi, memicu pertumbuhan industri kosmetik sebesar 4,67 persen, yang masuk dalam subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang peningkatannya sendiri mencapai 10,2 persen,” kata Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Muhammad Taufiq.
Taufiq mengatakan, pertumbuhan industri kosmetik di masa pandemi juga dipengaruhi oleh kesigapan industri kosmetik dalam memanfaatkan peluang dengan menambah lini produk penyanitasi tangan sebagai salah satu penunjang pengurangan penyebaran COVID-19.
Digitalisasi
Minat konsumen terhadap produk-produk kecantikan dan perawatan kulit selama pandemi juga terlihat di e-commerce. AVP of Category Development for FMCG & Long Tail Categories Tokopedia, Jessica Stephanie Jap memaparkan, pada akhir 2020 tercatat peningkatan transaksi pada kategori Kecantikan mencapai hampir dua kali lipat. Sementara itu, transaksi pada kategori Health & Personal Care seperti sabun dan sampo naik hampir tiga kali lipat.
Bryan Tilaar mengatakan, belanja daring tumbuh luar biasa selama pandemi dan jelas sangat membantu penjualan. Martha Tilaar Group mencatat performa memuaskan untuk bisnis daring.
“Di tahun 2020, volume value growth-nya bertumbuh di atas 30 persen dibanding 2019,” ujar Bryan.
Di Paragon, bisnis e-commerce tahun 2020 juga disebut tumbuh secara impresif dengan omset keseluruhan brand lewat kanal e-commerce menyentuh tiga digit. Bisnis lewat kanal e-commerce, kata Paragon, berkontribusi besar terhadap total bisnis di perusahaan itu tahun lalu. Peningkatan bisnis secara daring adalah dampak dari pandemi yang membuat masyarakat berbelanja secara daring agar tidak usah bepergian ke luar rumah.
“Perubahan consumer behaviour ini mengakibatkan adanya pola-pola yang menunjukkan adanya channel shifting dari masyarakat dalam berbelanja kosmetik dan personal care.”
Untuk ke depannya, kedua perusahaan menyebut penjualan daring dan luring sama-sama penting. Bryan mencontohkan perusahaan Amazon Group yang bergerak dalam ritel digital sejak lama, tapi tetap membuka toko-toko buku fisik di kota besar di Amerika Serikat. Padahal, masyarakat di AS dinilai lebih maju soal digitalisasi.
Komentar