Muba, jurnalsumatra.com – Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA lagi-lagi mendapat panggung terhormat atas inisiasi terobosan Inovasi aspal karet, dan pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau bahan bakar nabati (BBN) Biofuel serta komitmennya yang kuat dalam menangani persoalan perekonomian terutama dalam pemberdayaan UMKM di tengah pandemi yang sudah dilakukan di Muba.
Keberhasilan Bupati Dodi Reza dalam Strategi Percepatan Pembangunan Daerah Masa Pandemi Covid-19 menjadi perhatian publik. Kali ini Bupati Terinovatif, Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA menjadi narasumber pada Webinar Internasional Praktik Baik Pemulihan Ekonomi Lokal di Jepang dan Jerman serta Dialog Nasional Penguatan Sinergi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha dan Kelompok Masyarakat Sipil di Indonesia dan Kawasan Sub-Regional IMT-GT, secara virtual yang diikuti oleh unsur pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas masyarakat sipil, Kamis (25/2/2021) bertempat di Ruang Rapat Bupati Muba.
Webinar bertema “Praktik Baik Sinergi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dengan Pelaku Usaha dan Kelompok Masyarakat dalam Pemulihan Ekonomi di Kabupaten Musi Banyuasin”, dipaparkan Bupati Muba mengenai langkah strategis yang dilakukan Pemkab Muba dalam inovasi hilirisasi karet dan sawit di Kabupaten Muba. Dalam paparannya, Dodi menceritakan inisiasi terobosannya terkait aspal karet. Bahannya adalah lateks pekat hasil proses pemisahan partikel cair dan padat (centrifuge) berbahan baku bokar. Dikatakannya bukan hanya pasar yang bisa jadi unggulan namun lateks pekat tersebut dipastikan mampu meningkatkan ekonomi petani karet. “Ada empat keuntungan yang bisa bermanfaat bagi petani dan kontraktor bahkan negara atas hilirisasi di sektor komoditi karet,”ungkapnya.
Dodi juga menguraikan, empat manfaat dimaksud, yaitu keuntungan pertama aspek ekonomi rakyat. Hadirnya pabrik aspal karet ini meningkatkan nilai jual petani hingga dua kali lipat, bisa Rp 20.000 perkilogram. Di mana saat ini melalui instalasi pengolahan aspal karet yang dimiliki mampu menampung 3-4 ton lateks dan akan ditambah dua instalasi pada 2021 dengan target produksi lateks mencapai 15 ton perhari.
Keuntungan kedua dari sisi teknis. Menurutnya, walau secara harga aspal karet lateks ini harganya lebih mahal tapi umurnya, namun ketahanannya dua kali lebih panjang. Karena mengandung karet jadi lebih lentur. Kemudian tahan air atau kedap air. Keuntungan ketiga sambung Dodi, dari sisi bisnis. Sedangkan keuntungan keempat dikatakan Dodi, dari sisi regulasi pengadaan bahan baku lateks dari petani. Selain itu, Bupati DRA juga menjelaskan strateginya secara terperinci dalam pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau bahan bakar nabati (BBN) Biofuel yang sudah dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Komentar