oleh

Wisata pantai Aceh, bangkitkan asa di tengah pandemi

Banda Aceh, jurnalsumatra.com – Hamparan laut biru dengan deretan bukit-bukit begitu memanjakan mata pengunjung. Gemuruh ombak berkejaran seakan tak pernah berhenti  menyapa bibir pantai yang berselimut pasir putih.

Matahari secara pelahan mulai terbenam. Namun, pengunjung terus berdatangan di lokasi wisata pantai Momong, wilayah Gampong atau desa Meunasah Balee, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

Meski bukan hari libur, pengunjung tetap ramai. Di pondok yang berjejer telihat mereka saling bercengkerama. Sebagian mereka menutup hidung dan mulut dengan masker bermacam model, untuk cegah COVID-19. Tetapi ada juga yang hanya mengantonginya.

Suara gemuruh ombak dengan angin sepoi-sepoi yang menggelitik membuat siapapun berada di situ terasa enggan untuk beranjak. Menghadap ke tengah laut, sembari menikmati matahari terbenam dari ufuk barat.

“Ini pesanannya bang,” kata seorang pelayan Eky’s Momong Resort, menyapa Irfan (23), seorang pengunjung ketika sedang asyik memotret hamparan laut dari balik pondok-pondok bertenggek di bibir pantai.

Pemandangan seperti ini mudah dijumpai di wilayah destinasi wisata bahari sepanjang garis pantai Lhoknga, Aceh Besar. Tak hanya Eky’s Momong Resort, puluhan lokasi lain juga telah dikelola untuk wisatawan.

Pandemi COVID-19 di Tanah Air merebak pada Maret 2020. Wabah ini telah memberi dampak besar tehadap semua sektor, tak terkecuali pariwisata. Awal-awal kasus positif terus meningkat membuat pemerintah terpaksa membatasi pergerakan warga. Diminta perbanyak berada di rumah.

Berselang beberapa bulan kemudian, pemerintah Indonesia memberlakukan kenormalan baru atau new normal. Semua aktivitas diwajibkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Semenjak diberlakukannya peraturan protokol kesehatan kita terus menerapkannya baik bagi karyawan maupun bagi para pengunjung yang datang,” kata pemilik Eky’s Momong Resort Eky.

Pandemi memang telah memberi pengaruh besar bagi keberlangsungan ekonomi sektor pariwisata. Sejak lokasi pantai itu dibuka di era kenormalan baru, kunjungan wisatawan ke tempatnya tidak terlalu ramai, namun tidak juga terlalu sedikit.

Dua unit bungalow yang dimiliki pun tidak selalunya penuh. Ratusan pengunjung yang selama ini datang merupakan wisatawan lokal. Kata dia, pendapatan dari usaha resto dan bungalow miliknya selama COVID-19 cukup untuk membayar pegawai, dan modal melanjutkan usaha.

Tingkat kunjungan masih normal-normal saja, paling banyak itu waktu libur akhir pekan. Sedangkan resort terkadang ada yang menginap terkadang kosong.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed