Area bekas tambang
Pemanfaatkan area bekas tambang biji timah untuk persawahan, merupakan terobosan tepat guna yang dikembangkan pemerintah Kabupaten Bangka sebagai upaya optimalisasi meningkatkan produksi padi.
Pemanfaatan lahan tidur yang difungsikan menjadi area persawahan tidak hanya sekedar melakukan reklamasi dengan tanaman tumbuh, namun lebih pada pemanfaatan sektor pertanian berkelanjutan.
Pemanfaatan bekas tambang biji timah itu berhasil masuk dalam Inovasi Top 45 tingkat nasional sebagai bukti keseriusan pemerintah Kabupaten Bangka dalam pengembangan sektor pertanian secara berkelanjutan.
Menurut Bupati, lahan bekas tambang biji timah yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan berhasil disulap menjadi hamparan area persawahan seluas 573,5 hektare.
“Meskipun belum semuanya digarap petani, tetapi sudah mulai ada titik cerah untuk menjadi lumbung beras,” kata Mulkan.
Kemampuan produksi panen padi di atas lahan bekas tambang biji timah diakuinya, masih relatif rendah yakni lima ton per hektare gabah panen kering atau dibawah hasil panen normal sebanyak tujuh ton lebih per hektare.
Area sawah seluas 900 hektare termasuk persawahan hasil pemanfaatan bekas tambang biji timah yang belum maksimal digarap petani, ditargetkan tahun 2023-2024 sudah digarap semua oleh petani untuk pertanaman padi.
Kelompok Tani
Untuk mengejar produktivitas lahan sawah, Dinas Pertanian setempat terus melakukan pemberdayaan petani yang tergabung dalam wadah kelompok tani sehingga pengetahuan petani soal budi daya padi semakin baik.
Penguatan komunikasi antara petani dalam kelompok maupun wadah gabungan kelompok tani (Gapoktan) dengan tenaga pendamping yaitu petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian, sebagai syarat tak terpisahkan mencetak sumber daya manusia.
Kepala Bidang Sarana dan Prasana Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka, Sugeng Marsudi mengatakan peningkatan kualitas petani melibatkan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung sebagai institusi formal melatih sumber daya petani telah membuahkan hasil.
Kelompok tani mendapat pelatihan dari tenaga BPP mulai dari tahap awal mengolah tanah sebagai media tanam sampai pada kemampuan membuat pupuk organik, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan pascapanen.
Saat ini kata Sugeng Marsudi, sejumlah petani sudah mempunyai kemampuan membuat produk pupuk organik atau kompos hasil fermentasi meskipun masih dalam jumlah terbatas.
Pupuk organik ternyata membuat tanah menjadi lebih subur karena pupuk jenis itu mampu menumbuh mikroorganisme tanah yang membuah tanah lebih sehat.
Komentar