oleh

Pemda Tidak Berkerja Sendiri Dalam Revitalisasi BKB

Palembang, jurnalsumatra.com – Revitalisasi Benteng Kuto Besak (BKB) harus melibatkan semua pihak, karena itu pemerintah daerah tidak mungkin  berkerja sendiri dalam mewujudkan revitalisasi BKB tersebut.

Hal tersebut dikemukakan Anggota DPR RI Komisi X (Bidang Pendidikan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif , Pemuda dan Olahraga) H. Mustafa Kamal S.S saat Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, Palembang, Senin (15/2).

Politisi PKS ini menegaskan pemerintah daerah tidak mungkin berkerja sendiri dalam melakukan revitalisasi BKB, oleh karenanya BKB ini kepentingannya bukan hanya Sumatera Selatan saja tapi kepentingan nasional.

“ Kementrian Pertahanan harus terlibat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  harus terlihat , Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus terlibat, tentu Kementrian Dalam Negeri pada akhirnya harus terlihat karena dibawahnya ada provinsi  Sumatera Selatan  dan Kota Palembang, itu melibatkan banyak instansi, semua gotong royonglah, keroyokan, karena menyelamatkan sebetulnya , yang paling membuat miris  itu, coba bayangkan Benteng Kuto Besak  ini tidak ada yang merawat jadinya , ada orang jualan di pinggir  Benteng Kuto Besak itu kaki lima, ada bikin tali jemuran disitu, ada yang nyandar bangunannya ditembok  Benteng Kuto Besak, padahal itu semua cagar budaya, kalau lihat undang-undangnya  itu pelanggaran terhadap  undang-undang semua, itu harus hati-hati,” katanya.

Untuk skema kedua dalam melakukan revitalisasi  BKB dimana aset BKB tetap milik Kemenhan tapi BKB bisa di buka untuk umum sebagian seperti ide dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV  Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn, menurutnya BKB selama ini memang dikelola  oleh Kementrian Pertahanan .

“ Saya juga mendengar, pada ketua adat di Palembang cukup terbuka  untuk opsi itu, jadi yang penting , yang penting terbuka  untuk umum, jangan sampai di websitenya Provinsi Sumatera Selatan  tentang tujuan-tujuan wisata, begitu  Benteng Kuto Besak  tidak di buka untuk umum, jadi kurang simpatik khan, kurang eloklah,” katanya.

Menurutnya jika menerapkan opsi kedua dalam revitalsiaisi BKB dimana Kemenhan dengan TNI Angkatan Darat  mau membuka  BKB untuk umum itu dinilainya sebagai win-win solution dan akan lebih aplikatif untuk kondisi sekarang ini serta tidak memerlukan anggaran yang besar.

“ Saya kira, ini yang paling penting itu, bagi Kemenhan disitu ada kepentingan  karena  itu bagian dari sejarah militer, khan Benteng Kuto Besak ini  ada peneliti mengatakan, satu-satunya yang dibuat oleh anak bangsa di Indonesia ini , yang lain buatan Portugis, buatan Belanda, buatan Inggris, ini buatan Indonesia dan ada meriam-meriamnya , kalaupun tidak ada aslinya reflikanya  dibuat itu akan menjadi sejarah militer di Indonesia, jadi bagian dari pusat sejarah TNI juga ,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed