Pendekatan kultural dari Kapolri ini mirip dengan pendekatan kultural Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya, ketika Menag sedang berupaya untuk mengklarifikasi nasab atau silsilah HRS. Menag berkunjung dan silaturahmi ke Rabithah Alawiyah. Dua institusi berbeda (kepolisian dan Kemenag) betul-betul mengandalkan kemampuan Rabithah Alawiyah dalam berkomunikasi kepada publik Indonesia, khususnya dalam berbicara keislaman, kebangsaan, dan kenegaraan.
Hemat penulis, pendekatan-pendekatan kultural pada masa depan cukup efektif untuk membangun kerekatan bangsa dan negara yang sangat plural atau majemuk ini. Ada banyak golongan dengan karakter dan ideologi masing-masing.
Jika tidak dijembatani dengan pendekatan humanis, transparan, kekeluargaan, dan persaudaraan, kita akan sulit merajut kemajemukan bangsa ini, terlebih dalam hal meminimalisasi konflik dan potensi perpecahan.
Bagaimana pun, NKRI adalah jantung hidup kita bersama yang harus senantiasa kita jaga keharmonisan dan keutuhannya agar menjadi warisan terindah untuk anak cucu kita semua.
*) Mujahidin Nur, Mahasiswa Pasca Sarjana Sekolah Kajian Strategis dan Global, Universitas Indonesia, anggota Komisi Infokom MUI dan Direktur The Islah Centre, Jakarta.(anjas)
Komentar