Bernilai tinggi
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke tujuh di dunia pada 2020, Indonesia memiliki posisi yang kuat untuk bisa membangun industri kendaraan listrik dan baterai EV yang terintegrasi. Terlebih dengan dukungan sebagai negara terbesar di dunia yang memiliki cadangan nikel, bahan baku utama baterai EV.
Pengembangan industri baterai kendaraan listrik diperkirakan akan memberi dampak bagi perekonomian nasional sebesar 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp400 triliun pada 2027 mendatang. Di samping itu, pengembangan industri tersebut diprediksi bisa menyerap 23.500 tenaga kerja serta meningkatkan neraca perdagangan hingga sekitar 9 miliar dolar AS.
“Pengaruh industri ini luar biasa, diperkirakan pada 2027 nanti dampaknya terhadap PDB bisa mencapai 25 miliar dolar AS atau mendekati Rp400 triliun dan mempekerjakan sekitar kurang lebih 23 ribu karyawan,” kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury.
Walaupun potensi dampaknya yang besar bagi ekonomi nasional, dibutuhkan modal yang tidak sedikit untuk bisa merealisasikan rencana pengembangan industri baterai EV.
Kebutuhan investasi untuk membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu hingga hilir diproyeksi mencapai 13 miliar dolar AS hingga 17 miliar dolar AS (setara Rp182 triliun hingga Rp238 triliun, kurs Rp14.000).
Pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik dari hulu sampai hilir itu meliputi penambangan, pemurnian, produksi prekursor dan katode, produksi sel baterai menjadi battery pack, termasuk infrastruktur stasiun pengisian daya (charging station) hingga daur ulang baterai.
Investasi yang besar itu sejalan pula dengan risiko teknologi yang tinggi, pasar dalam negeri yang belum besar serta pasar yang bergantung pada Original Equipment Manufacturer (OEM).
Libatkan semua
Untuk membangun industri baterai kendaraan listrik, pemerintah menggerakkan empat BUMN yang akan dibentuk menjadi Indonesia Battery Holding (IBH). Keempat BUMN itu adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding BUMN yang akan membangun industri baterai kendaraan listrik bisa rampung pada semester pertama tahun 2021 ini.
MIND ID dan Antam akan berperan di hulu untuk menyediakan bijih nikel sebagai bahan baku baterai hingga diolah menjadi bahan antara berupa prekursor dan katoda. Pertamina akan berperan di manufaktur produk hilir meliputi pembuatan sel baterai, battery pack, serta energy storage system (ESS).
Komentar