oleh

150 ribu warga NTB terima manfaat rehab rekon dari UNDP

Mataram, jurnalsumatra.com – Sebanyak 150.000 warga di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menerima manfaat rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas pendidikan dan kesehatan dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa – Bangsa (UNDP) yang bermitra dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Bank Pembangunan Jerman KfW.

“Dalam beberapa bulan terakhir kami telah melihat permulaan babak baru dalam sejarah daerah ini. Pembangunan tersebut akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memulai kehidupan baru. Ketahanan masyarakat Lombok patut dipuji, dan saya yakin akan berkontribusi dalam membantu Indonesia mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Sophie Kemkhadze dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Jumat.

Bentuk kemitraan tersebut dalam wujud rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa berupa empat sekolah kejuruan dan 10 fasilitas kesehatan yang telah diresmikan di Kabupaten Lombok Utara pada Senin (25/1).

Rekonstruksi tersebut merupakan salah satu dari 14 proyek infrastruktur publik dan delapan proyek infrastruktur masyarakat di wilayah tersebut, yang didukung program UNDP melalui Program for Earthquake and Tsunami Reconstruction Assistance (PETRA) dan didanai bank pembangunan Jerman, KfW.

Proyek rekonstruksi ini melibatkan penduduk lokal yang telah mengambil peran penting dalam tahap perencanaan, desain dan konstruksi. Rekonstruksi dilakukan dengan prinsip “membangun kembali dengan lebih baik” dengan pendekatan untuk memastikan tidak seorangpun tertinggal yang inklusif.

Perempuan telah menjadi bagian utama dari proyek sejak tahap awal, memastikan fasilitas dibangun untuk memenuhi kebutuhan perempuan. Akses bagi penyandang disabilitas juga akan disediakan.

“Pendekatan ini sejalan dengan tujuan UNDP untuk mendorong ketahanan ekonomi dan berkontribusi pada pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari upaya untuk membantu kawasan ini membangun kembali dengan lebih baik,” terangnya.

Upacara peresmian dilaksanakan dengan penerapan protokol khusus COVID-19, disiarkan melalui platform online kepada audiens yang mencakup perwakilan dari UNDP, KfW, lembaga pemerintah pusat dan daerah, serta mitra masyarakat madani.

Diketahui, pada Agustus 2018, Pulau Lombok dilanda gempa berkekuatan 7,0 SR menewaskan 564 orang, dan menyebabkan 400.000 orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Gempa tersebut juga merusak lebih dari 70.000 rumah dan infrastruktur utama kegiatan ekonomi pertanian. Dengan pandemi COVID-19, masyarakat yang terdampak gempa mengalami beban ganda karena harus mengatasi perlambatan ekonomi dan pada saat yang sama harus membangun kembali daerah mereka.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed