oleh

Meniti revolusi mental via sepak bola

Visi Jokowi untuk sepak bola
Seolah belum puas hanya sampai pembenahan induk organisasi, Presiden Jokowi mengeluarkan lagi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Dalam Inpres ini, Presiden menginstruksikan secara khusus kepada 12 menteri, Kapolri serta gubernur dan bupati/walikota untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.
Upaya peningkatan prestasi itu diantaranya dilakukan melalui pengembangan bakat, pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, mobilisasi pendanaan hingga menyediakan sarana dan prasarana sepak bola di seluruh Indonesia sesuai standar internasional.
Sayangnya, meski komitmen presiden dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya dunia sepak bola nasional itu indah di atas kertas, tetapi dalam realitasnya ternyata masih tertatih-tatih. Banyak kalangan menganggap Inpres tersebut belum terlalu efektif diterapkan dalam sendi-sendi sepak bola di Tanah Air.

Bisa jadi visi dan komitmen besar presiden ini belum terselaraskan dengan baik kepada jajaran di bawahnya. Atau dianggap masih ada setumpuk persoalan hajat hidup rakyat lainnya yang “lebih penting” ketimbang mengurusi sepak bola.
Padahal sejalan dengan visi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang berfokus pada pembangunan SDM menuju Indonesia Maju, sepak bola ini bisa dijadikan salah satu wahana yang efektif untuk merajut nasionalisme bangsa ini.
Pada sisi lain berlarutnya pandemi COVID-19 berperan signifikan menyurutkan euforia sepak bola yang mulai bangkit. Kompetisi mati suri sejak dihentikan total pada Maret 2020. Kemudian pada Oktober silam dikabarkan bahwa pertandingan-pertandingan bakal dimulai, tetapi lagi-lagi rencana kick-off dibatalkan dan dijadwalkan ulang bergulir pada Februari 2021, mengingat wabah masih mengganas.
Adanya ketidakpastian ini jelas membuat klub-klub galau dan para pemain pun hanya bisa pasrah. Bahkan sejumlah klub peserta liga menyerukan agar kompetisi musim 2020 diakhiri saja, tak perlu dilanjutkan lagi. Entah sampai kapan kompetisi bisa dimulai lagi, meski PSSI dan operator Liga Indonesia tetap ngotot agar kompetisi ini bisa terus dilanjutkan. Semua masih menunggu.

Membangun mentalitas suporter
Seandainya tidak ada pandemi COVID-19, bisa dipastikan demam sepak bola sudah melanda masyarakat di seluruh negeri ini. Kompetisi yang bergulir dengan fair play dan menjunjung tinggi sportifitas olahraga menuju Piala Dunia U20 pada tahun ini merupakan momentum tepat guna merevolusi mental masyarakat penggila sepak bola di Indonesia yang jumlahnya pasti sangat besar.
Sayangnya semua angan itu sirna seketika bersamaan dengan hadirnya pandemi. FIFA telah resmi memutuskan penundaan Piala Dunia U20 2021 di Indonesia dan Piala Dunia U17 2021 di Peru. Turnamen akan dijadwal ulang pada tahun 2023.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed