oleh

Listyo Sigit, transformasi Polri Presisi, dan keadilan restoratif

Jakarta, jurnalsumatra.com – Komjen Pol. Listyo Sigit menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri yang diselenggarakan Komisi III DPR pada Rabu (20/1) dengan diantarkan para senior dan juniornya di kepolisian.

Beberapa nama pejabat Polri yang hadir mengantar Listyo menjalani uji kelayakan tersebut, antara lain Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis, Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Arief Sulistyanto, Kadiv Propam Irjen Pol. Ferdi Sambo, dan Kapolda Aceh Irjen Pol. Wahyu Widada.

Dalam uji kelayakan tersebut, Listyo sempat menginformasikan kepada anggota Komisi III DPR RI bahwa dirinya hadir dengan didampingi anggota Polri dari berbagai angkatan, yaitu angkatan 1987, 1988, 1989, 1990, 1991, dan para juniornya.

“Jadi, saat ini Polri solid Pak,” kata Listyo Sigit.

Perwira jebolan Akademi Kepolisian tahun 1991 itu ingin menunjukkan internal Polri tetap solid setelah penunjukan dirinya sebagai calon Kapolri oleh Presiden Jokowi.

Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis yang hadir mengantarkan Listyo Sigit menjalani uji kelayakan pun menegaskan hal yang sama bahwa pergantian pucuk pimpinan di Polri merupakan sebuah keniscayaan.

Selain itu, pergantian Kapolri merupakan bukti bahwa regenerasi di internal institusi tersebut berjalan sangat baik sehingga kebijakan Presiden Jokowi menunjuk Listyo Sigit sebagai calon Kapolri harus dijalankan dan diamankan.

Sebelum Listyo menjelaskan visi dan  misinya secara langsung kepada anggota Komisi III DPR, mantan Kapolda Banten itu diminta Komisi III DPR RI untuk menyampaikan makalah yang berisi penjabaran visi dan misi, sehari sebelum uji kelayakan.

Penyampaian makalah itu dimaksudkan agar para anggota Komisi III DPR RI dapat mempelajari visi dan misi dan pandangan calon Kapolri sebelum pelaksanaan uji kelayakan sehingga pendalaman dan proses tanya jawab bisa berjalan dengan efektif.

Judul makalah yang disampaikan Listyo Sigit dalam uji kelayakan tersebut adalah Transformasi Menuju Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).

Konsep tersebut merupakan fase lebih lanjut dari Polri Promoter (PROfesional, MOdern, dan TERpercaya) yang telah digunakan pada periode sebelumnya dengan pendekatan pemolisian berorientasi masalah atau problem oriented policing.

Dalam kepemimpinan Polri Presisi, kata dia, ditekankan pentingnya kemampuan pendekatan pemolisian prediktif (predictive policing) agar Polri mampu menakar tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui analisis berdasarkan pengetahuan, data, dan metode yang tepat sehingga dapat dicegah sedini mungkin.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed