oleh

Pusat Kaligrafi Al-Quran jadi ikon baru di Provinsi Kepri

Tanjungpinang, jurnalsumatra.com – Sekretaris Daerah Provinsi Kepri TS Arif Fadilah, Selasa mengatakan Pusat Kaligrafi Al-Quran (Pusaka) di Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun bisa menjadi ikon baru bagi daerah tersebut.

Apalagi, kata Arif, selama ini Kepri sudah dikenal melalui wisata sejarah dan budaya, yang juga identik dengan dunia Islam.

Menurutnya, kaligrafi merupakan salah satu bidang seni yang sejak lama dikenal dan dikembangkan. Selain mengandung unsur keindahan, seni kaligrafi dapat menjadi salah satu sarana syi’ar Islam.

“Untuk itulah seni kaligrafi, termasuk juga khat menjadi salah satu cabang yang dilombakan dalam ajang MTQ,” ungkap Arif saat meresmikan Pusat Kaligrafi Al Qur’an (Pusaka) Provinsi Kepri.

Dia menjelaskan seiring perkembangan zaman, keberadaan Pusaka tersebut juga dapat menjadi pengingat agar semua terus mempelajari Al Qur’an beserta maknanya, serta mengimplementasikan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan kecintaan kita kepada Al-Quran sebagai kalam Illahi, Insya Allah tidak akan mudah tergerus oleh waktu dan semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah untuk mengantarkan anak-anak kita menuntut ilmu agama secara kaffah,” terangnya.

Lanjutnya, Pusaka ini dapat dijadikan sebagai sarana edukasi bagi generasi muda Kepri, sarana informasi baik bagi masyarakat serta sebagai sarana wisata religi.

“Maka Pusaka ini dapat menjadi pendidikan bekal diakhirat nantinya dan dukungan pusat wisata religi yang ada di Kepulauan Riau,” tutur Arif.

Sementara itu, Ketua Pusaka Provinsi Kepulauan Riau Alimudin menyampaikan kaligrafi sudah terkenal di dunia, nasional bahkan Kepri.

Kaligrafi tersebut dikenalkan pertama masuk dalam lomba MTQ sejak 1981 di Aceh yang sifatnya sayembara.

“Kata Kaligrafi bagi kita tidak asing lagi, pada MTQ Nasional tahun 1985 di Pontianak kaligrafi diperlombakan tapi tidak mendapatkan nilai baru eksibisi. Sedangkan MTQ Nasional di Lampung pada tahun 1988 barulah kaligrafi masuk dalam perlombaan dan ditentukan dalam nilai,” kata Alimudin.

Disamping itu, kata Alimudin, Pusaka dibentuk salah satu dasarnya adalah bagaimana kaligrafi ini memberikan harum nama Kepri, padahal cabang Kaligrafi punya nilai 40 poin

“Agar kita bisa bersaing ditingkat nasional, dasar inilah lembaga ini berdiri dan poinnya yang luar biasa tinggi sementara orang asik dengan tilawah dan tahfizh,” jelasnya.

Alimudin juga mengapresiasi Pemprov yang telah memberi dukungan luar biasa kepada yayasan kaligrafi Al-Quran​​​​​​​ sehingga semakin maju dan semangat.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed