Nantinya biaya tes dengan GeNose C19 bisa cukup murah hanya sekitar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu.
Mengenai mekanisme kerja GeNose, Kuwat menuturkan ketika bakteri atau virus menginfeksi bagian tubuh manusia, maka akan menghasilkan senyawa volatile yang spesifik, atau yang disebut volatile organic compound (VOC).
Senyawa volatil dari embusan napas yang dikeluarkan spesifik penderita COVID-19 akan dideteksi oleh larik sensor udara yang ada pada GeNose C19. Kemudian, akan terjadi respons yang membentuk pola khas.
Pola khas itu akan dianalisis berbasis kecerdasan buatan dengan machine learning atau deep learning. Dari hasil analisis itu, akan diketahui seseorang terkena COVID-91 atau tidak.
Perlu dipahami yang dideteksi bukan virus corona penyebab COVID-19, melainkan partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda jika dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi COVID-19.
Untuk mendapatkan embusan napas itu, setiap orang menempelkan mulut ke katup dan meniup alat penampung embusan napas. Setelah itu alat penampung embusan napas itu langsung dikoneksikan ke perangkat GeNose C19 untuk dianalisis.
“Sistem bisa menganalisis ribuan sampel sekaligus,” kata Kuwat.
Kuwat mengatakan ada tiga bagian utama terkait mekanisme kerja GeNose C19, yakni larik sensor yang akan merespons terhadap senyawa dalam embusan napas, perangkat elektronik yang didesain khusus untuk membawa senyawa dari embusan napas ke sensor, dan software untuk menganalisis dalam mengungkap keberadaan COVID-19.
Peningkatan performa kecerdasan buatan dengan penambahan windows analysis dapat meningkatkan akurasi pembacaan ekstraksi ciri respons sensor.
Kuwat menuturkan saat ini kemampuan produksi dengan mitra yang bekerja sama dengan UGM untuk memproduksi alat GeNose diperkirakan 50 ribu unit hingga 100.000 unit per bulan.
Pada Februari 2021 ditargetkan sebanyak 3.000 unit GeNose C19 akan dirilis.
Di kesempatan lain, Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo mengatakan GeNose C19 bisa membedakan betul antara pasien positif dan negatif COVID-19, walaupun pasien itu asimtomatik.
Izin edar GeNose telah diperoleh pada 24 Desember 2020 dari Kementerian Kesehatan dengan Nomor AKD 20401022883 sehingga bisa diproduksi massal dan didistribusikan ke masyarakat.
GeNose C19 sudah melalui uji klinis dan diujikan penggunaannya pada 1.476 partisipan di delapan rumah sakit, yaitu Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), RS Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro di Bantul, RSUP Dr Sardjito, RSPAU Dr S Hardjolukito, RS Akademik UGM, RST Dr Soetarto DIY, RSUD Dr Syaiful Anwar di Malang, RS Bhayangkara Tk 1 R Said Sukanto di Jakarta.
Komentar