oleh

Pelaksanaan vaksinasi dan penyakit penyerta

Kemudian, ada kondisi seperti seseorang dengan penyakit penyerta mulai dari hipertensi dan diabetes, yang belum terkontrol dengan baik maka tidak bisa mendapatkan vaksin.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong agar masyarakat untuk segera memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan dan memeriksa kesehatan tubuhnya sebelum mendapatkan vaksinasi.

“Ada juga yang tidak diperkenankan seperti kelainan imunitas dan kanker,” terang Nadia.

Pemberian vaksin tersebut diberikan secara gratis atau tidak dipungut biaya dan tidak ada hubungannya dengan kepesertaan BPJS Kesehatan.

Masyarakat yang mendapatkan vaksinasi akan mendapatkan SMS dan pemberitahuan melalui aplikasi Peduli Lindungi.

Disinggung mengenai kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), Nadia mengatakan pemerintah bertanggung jawab dan menanggung biaya pengobatan jika ada masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan pascaimunisasi.

Komorbid

Sementara itu, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar, menyambut baik program vaksinasi yang bertujuan mengendalikan pandemi COVID-19.

Meski demikian, belum semu lapisan masyarakat yang paham mengenai tujuan dan sasaran dari program vaksinasi itu.

Para penyintas kanker payudara yang sedang dalam proses pengobatan maupun yang sudah selesai tahapan pengobatan, tentu memerlukan penjelasan dan informasi yang tepat dan akurat, juga bagi para individu yang termasuk kategori individu yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid) tentang vaksin COVID-19.

Selama ini informasi tersebut belum merata diketahui oleh masyarakat sehingga timbul kebingungan, keraguan bahkan ada suasana pro kontra terhadap pelaksanaan vaksinasi tersebut.

Masyarakat membutuhkan jawaban yang lebih akurat dan terpercaya. Selain itu, Linda Gumelar menambahkan  pihaknya yakin bahwa pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri.

Tentu peranserta masyarakat/LSM/organisasi perempuan dan swasta harus turut berpartisipasi dalam upaya menekan dan memutus rantai penyebaran COVID-19 tersebut.

Senada dengan Linda, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana, Hetty Andika Perkasa, mengatakan masyarakat memerlukan informasi yang tepat mengenai pelaksanaan vaksinasi tersebut.

“Kami keluarga besar TNI AD mendukung pelaksanaan vaksinasi ini untuk pengendalian pandemi COVID-19 di Tanah Air,” kata Hetty.

Sedangkan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan vaksinasi tersebut memiliki dua sisi yaitu risiko dan manfaatnya.

Risiko dari vaksinasi adalah rasa sakit saat disuntik maupun beberapa jam setelah divaksinasi lengan terasa pegal.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed