Jakarta, jurnalsumatra.com – Wabah COVID-19 sudah mendunia dan seluruh masyarakat secara global sudah merasakan dampaknya.
Dengan demikian, problematika dan dampak yang dihadapi terhadap seluruh kehidupan relatif sama.
Kesamaan ini sangat terbuka, kemungkinan saling berebut, saling mendahului, saling bersaing ketika proses pengendalian termasuk mempersiapkan vaksin untuk menyelamatkan rakyatnya.
Berangkat dari kondisi objektif semacam ini memproduksi sendiri Vaksin COVID-19 sudah tidak bisa ditawar lagi.
Apalagi Indonesia dengan penduduk 267,7 juta jiwa (2018) dan pada 2021 sudah barang tentu bertambah bisa mencapai 270 juta jiwa lebih penduduk dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Sebagai negara kepulauan yang besar, hambatan dan tantangan cukup besar ketika berbicara komunikasi massa serta mekanisme distribusi.
Vaksin Merah Putih
Mengapa perlu memproduksi sendiri Vaksin COVID-19? Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, Negara harus siap dan hadir. Maka pemerintah wajib melindungi segenap rakyatnya ketika berbicara kebutuhan akan vaksin.
Meskipun kebijakan impor vaksin dari luar negeri tetap berjalan, Indonesia perlu juga memproduksi sendiri vaksin COVID-19.
Alasannya, sebagaimana pernyataan Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset Nasional, Bambang Brodjonegoro, kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia sangat besar karena memiliki 270 juta penduduk. Belum lagi vaksin COVID-19 harus disuntikkan dua kali.
Pertimbangan memproduksi sendiri vaksin COVID-19 merupakan langkah yang tepat dan strategis dimana negara dengan jumlah penduduk sebesar ini tidak bisa bergantung sepenuhnya dengan cara impor vaksin COVID-19.
Strategi double track perlu diambil, di samping kerja sama dengan pihak eksternal negara lain, secara bersamaan mengembangkan sendiri vaksin COVID-19, pilihan yang relatif tepat.
Apalagi Indonesia harus menciptakan imunitas kelompok atau herd immunity dengan cara melakukan vaksinasi kepada 180 juta penduduk.
Dengan demikian dalam waktu relatif dekat Indonesia membutuhkan dua kali lipat menjadi 360 juta vaksin dengan segera. Itu saja Indonesia masih terkendala dikarenakan vaksinasi tidak bisa dilakukan langsung serentak dan membutuhkan waktu karena Indonesia yang begitu luas.
Semakin relevan bahkan mendesak diproduksinya Vaksin Merah Putih. Dengan catatan, dalam pengembangannya, vaksin harus memenuhi dua syarat utama, yaitu efektivitas dan keamanan. Semakin relevan manakala semua orang divaksin, maka 270 kali dua, jumlah yang dibutuhkan tidak kurang dari 540 juta.
Komentar