Pakar kesehatan Susianto Tseng mengatakan sebagian besar masyarakat di Tanah Air masih salah kaprah memandang dan menjaga kesehatan. Kebanyakan mereka masih terjebak untuk berpikir kuratif sehingga hidup cenderung seenaknya dan enggan menjaga kesehatan melalui gaya hidup baik sebagai cara ampuh mencegah penyakit.
“Padahal kuratif itu mahal banget, sedangkan preventif itu murah meriah,” kata Doktor dalam bidang Public Health Nutrition dari Universitas Indonesia itu.
Memang di luar semua itu, konsep sehat dan sakit bagi masyarakat di tanah air masih cenderung salah kaprah karena masih terpaku pada paradigma lama yakni untuk sembuh dari sakit dengan minum obat dan ke rumah sakit.
Kemudian mereka kembali melupakan upaya untuk menjaga kesehatan dengan cara-cara yang benar.
Padahal sehat bukan semata keadaan absennya penyakit melainkan kemampuan seseorang untuk berpola pikir positif sehingga menerapkan pola hidup yang baik. Sehat juga memungkinkan seseorang tidak mengalami sesat pikir dan membangun fondasi sehat dengan cara yang benar.
Homeostatis
Indonesia disebut akan mengalami kebangkrutan serius jika tidak segera meluruskan dan mengubah cara pandang dan paradigma masyarakatnya mengenai kesehatan.
Menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas untuk melawan COVID-19, dan mencegah penyakit kambuh bukan melulu dengan obat atau datang ke rumah sakit melainkan lebih jauh dari itu.
Harus disadari bahwa sehat bukan berarti selalu mengkonsumsi obat multivitamin untuk meningkatkan vitalitas tubuh, konsumsi jus kemasan yang dibeli di minimarket, atau mengandalkan obat-obatan saat sedikit saja merasakan gejala sakit.
Maka kemudian menjadi pekerjaan rumah yang amat sangat besar untuk mendorong masyarakat memahami filosofi sehat yang sebenarnya.
Menjaga kesehatan adalah bentuk rasa syukur manusia atas hidup yang dikaruniakan Tuhan kepadanya. Sementara sakit terjadi sebagai alarm tubuh yang mengingatkan bahwa keseimbangan dalam tubuh sedang terganggu.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang menyeluruh untuk mengembalikan keseimbangan tersebut kembali pada tempatnya yakni kondisi sehat.
Untuk mencapai sehat maka seseorang harus kembali dekat pada fitrahnya yakni alam termasuk mengurangi tingkat stres pada pola pikir dan memperbanyak konsumsi makanan berenzim yang belum banyak mengalami proses pengolahan. Pola hidup pun harus dikembalikan sebagaimana siklus sirkadian yang berputar dengan waktu istirahat dan olah gerak yang cukup.
Kondisi itu disebut dengan proses homeostasis yang seharusnya berjalan seimbang antara faktor yang merusak dan memperbaiki. Homeostatis tubuh inilah yang merupakan keseimbangan yang dibutuhkan untuk hidup sehat.
Komentar