Pelatihan
Agar pengoptimalan lahan pekarangan efektif dan mencukupi kebutuhan keluarga, masyarakat tampaknya perlu mendapatkan pelatihan pertanian perkotaan.
Hal ini telah dilakukan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Kreatif (Persero). Pelatihan pertanian perkotaan bagi warga Kelurahan Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, pada Tahun 2020.
Selain sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan, juga sebagai bentuk kepedulian PT PII terhadap warga yang berada di lingkungan sekitar konstruksi instalasi pengolahan air minum yang merupakan bagian dari proyek Sistem Penyaluran Air Minum, Semarang Barat, salah satu proyek yang diberikan penjaminan oleh PT PII.
Hakikat bisnis perusahaan, kata Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo, tentu tidak terlepas dari dukungan masyarakat. Pihaknya sebagai salah satu special mission vehicles (SMV) Kementerian Keuangan berkomitmen untuk senantiasa memberikan manfaat kepada masyarakat melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
Program pemberdayaan ekonomi kreatif urban farming ini merupakan salah satu komitmen pihaknya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar proyek.
Program Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Urban Farming dari PT PII sudah berlangsung sejak 2 bulan lalu dengan pendampingan dari Tiga Langkah yang merupakan mitra yang ditunjuk oleh PT PII sebagai pelaksana program.
Warga sangat senang dan antusias mengikuti program ini sejak awal. Bahkan, kata Direktur Tiga Langkah Suharti Sadja, warga berharap program ini dapat dijadikan sebagai usaha mikro bersama ke depannya sehingga tercipta kemandirian warga secara finansial.
Pelatihan urban farming secara virtual ini, sebagaimana disiarkan ANTARA, juga mendapat aspirasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar lantas berharap program Urban Farming ini nantinya dapat mendorong kemandirian warga dan sekaligus memberikan dampak positif pada lingkungan yang lebih hijau.
Oleh karena itu, Dian mengajak masyarakat Indonesia beramai-ramai menjadikan lahan pekarangannya dan ruang-ruang potensial di rumah sebagai kebun urban yang hasil panennya bisa dipetik untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Jika dibandingkan dengan negara subtropis, seperti Amerika dan Eropa, tanah di Indonesia lebih subur, ditambah lagi sinar matahari dan air pun melimpah sepanjang tahun.
“Beragam tanaman bisa tumbuh di negeri ini. Anugerah Tuhan sebagai negara megabiodiversity,” kata Dian yang juga pendiri start up CitiGrower, inisiatif urban farming berbasis digital.
Sementara itu, di negara subtropis kegiatan bercocok tanam membutuhkan sumber daya yang lebih besar. Tanpa rekayasa teknik, berkebun hanya bisa dilakukan pada musim panas saja. Bahkan, tanaman juga memerlukan perawatan ekstra.
Komentar