oleh

Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan III 2021 terkontraksi 2,03 persen

Palu, jurnalsumatra.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng)  pada triwulan III tahun 2021 terkontraksi 2,03 persen dibandingkan triwulan II tahun 2021, yang terjadi pada beberapa lapangan usaha, termasuk tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar.

“Yaitu pertama pertanian, kehutanan, dan perikanan, kedua, pertambangan dan penggalian, ketiga, industri pengolahan yang terkontraksi masing-masing sebesar 2,47 persen, 1,39 persen dan 4,14 persen,” kata Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulteng Rukhedi di Kota Palu, Jumat.

Lapangan usaha lain yang juga mengalami kontraksi, lanjutnya, adalah transportasi dan pergudangan sebesar 1,45 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 2,30 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 9,19 persen.

Sementara itu lapangan usaha lainnya tumbuh positif diantaranya lengadaan listrik dan gas sebesar 3,51 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,06 persen, konstruksi sebesar 0,04 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,65 persen.

“Selanjutnya informasi dan komunikasi sebesar 3,66 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,72 persen, real estate sebesar 1,80 persen, jasa perusahaan sebesar 0,37 persen, jasa pendidikan sebesar 6,09 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 1,87 persen, dan jasa Lainnya sebesar 0,08 persen,” ujarnya.

Rukhedi menyatakan perekonomian Sulteng masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 36,00 persen. Diikuti oleh pertanian, kehutanan dan Perikanan sebesar 17,73 persen, dan pertambangan dan penggalian sebesar 14,54 persen.

“Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sulteng mencapai 68,27 persen,” tambahnya.

Rukhedi menambahkan jika dilihat secara tahunan ekonomi Sulteng triwulan III 2021 dibanding triwulan III 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 10,21 persen.

Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha, kecuali administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami kontraksi sebesar 0,18 persen.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 20,63 persen dan industri pengolahan sebesar 19,23 persen.

“Sementara itu pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan serta penggalian yang memiliki peran cukup besar juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,12 persen dan 8,92 persen,” ucapnya.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed