Muba, jurnalsumatra.com – Warga desa Kertajaya Kecamatan Sungai Keruh Musi Banyuasin (Muba) mengeluhkan langkanya gas elpiji 3 kilogram didesa mereka. Keadaan pun memaksa warga untuk membeli gas elpiji ke desa tetangga dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, ditambah lagi saat ini sedang penerapan PPKM covid-19, sehingga warga menjadi serba salah.
“ Dari Minggu ke Minggu terus mengalami kekosongan, beli di tempat agen (pangkalan) kosong, beli sama pengecer juga kosong,“Ujar Tawab (45) warga desa Ketajaya saat membeli Gas Elpiji 3 di desa Rimba Ukur, Jum’at (30/7/2021) sore.Dijelaskannya, bahwa kemarin Kamis (29/7/) gas elpiji sempat diantar ke salah satu pangkalan didesa Kertajaya, namun belum sampai satu hari gas elpiji sudah habis.
“Begitu datang Gas Elpiji langsung habis dan banyak warga yang tak kebagian. Sehingga kami yang tak kebagian, mau tidak mau cari gas elpiji kedesa tetangga dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Ada yang beli ke desa Rimba Ukur, maupun ke Talang Menggan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 25.000, 26.000 bahkan ada yang mencapai Rp 28.000 per tabung, belum lagi ditambah biaya minyak kendaraan,”Keluhnya.
Tawab berharap kepada Pemkab Muba agar dapat mencarikan solusinya. “ kalo bisa stoknya ditambah, agar kami tidak mengalami kekurangan, lagi pula dengan seringnya mengalami kekosongan gas elpiji bisa mengalami kenaikan.”Harap dia. Sementara kepala desa Kertajaya Al-Aziz membenarkan, karena menurut dia kelanggakaan gas elpiji 3 kilogram itu disebabkan adanya pengurangan stok dari kabupaten.
“ Ada pengurangan dari kabupaten timbulnya macet. Sehingga orang mencari gas elpiji keluar desa. Kalau harapan saya buat lah pangkalan atau di tambahi bukan di kurangi.”Jelas Aziz saat dikonfirmasi melalui via henpone. Aziz juga berharap bagi warganya yang mampu untuk tidak membeli gas elpiji 3 kilogram. “Bagi warga yang mampu hendaknya jangan lah beli gas 3 kilogram, kalo bisa beli yang besar 12 kilogram agar bisa mengurangi beban, itulah harapan saya. “Tutupnya. (Rafik Elyas)
Komentar