Makassar, Jurnalsumatra.com – Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memberikan sinyal kelonggaran kepada jasa perhotelan untuk membuka kembali aktivitas demi mendukung pemulihan ekonomi di tengah masa pandemi COVID-19, asalkan mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
“Khusus perhotelan saya akan berikan keleluasaan jika patuh pada protokol kesehatan. Kuncinya ada di situ,” kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat pertemuan dengan pengurus PHRI Sulsel di kediaman pribadinya, Jalan Amirullah, Makassar, Senin.
Pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu mengatakan, saat ini pemerintah Kota Makassar telah menjalankan program Makassar Recover, tidak hanya menangani kesehatan tapi juga pemulihan ekonomi di masa pandemic, “Makassar Recover itu untuk pemulihan bukan hanya kesehatan tapi juga ekonomi dan semua aspek lain,” papar Danny.
Kendati demikian, dari hasil pantauannya di lapangan, ditemukan masih banyak acara pesta pernikahan di gedung dan hotel yang mengabaikan protokol kesehatan, sehingga tentu menjadi bahan evaluasi dalam penegakan aturan penanganan pandemi.
“Saya melihat masih ada beberapa kerumunan di sejumlah acara. Karena itu ke depan, saya buat aturan untuk mendukung Makassar Recover ini. Semua hotel boleh beroperasi jika indeks kepatuhan protokol kesehatannya baik. Sebaliknya, jika tidak taat maka saya tidak akan izinkan dibuka,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga menyambut baik kebijakan Wali Kota dan siap menjalankan aturan pemerintah termasuk menyukseskan program Makassar Recover yang mulai berjalan.
“Kami sudah pasti menantikan kabar baik ini. Regulasi yang dibuat Wali Kota tentu akan menguntungkan dan memberi nafas bagi usaha perhotelan. Saya kira ini peluang yang harus segera diambil,” katanya.
Anggiat menyebutkan dampak corona memukul pendapatan pada jasa perhotelan. Selain itu, perekonomian terpuruk yang berdampak pada semua lini termasuk jasa perhotelan dan restoran. Pihaknya siap menjalankan aturan demi memulihkan perekonomian.
“Di masa pandemi jasa perhotelan paling terdampak, bahkan tingkat hunian dan okupansi hanya bisa tercapai rata-rata 20-25 persen, jauh dari target. Tentu harapan kami, perekonomian bisa bangkit kembali, apalagi didukung pemerintah kota memberikan peluang, tentunya dengan menjalankan aturan secara ketat,” tambahnya.(anjas)
Komentar