oleh

Ajak Mahasiswa UT Angkat Budaya Palembang

Palembang, jurnalsumatra.com – Universitas Terbuka (UT) Palembang menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru, Sesi Bela Negara, Sabtu (20/3/2021) secara daring aplikasi Zoom. Kegiatan tersebut diikuti  lebih kurang lebih 2300 orang dengan nara sumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn dengan judul materi Pembentukan Karakter melalui Nilai Budaya Lokal dan Drs. Uzirman Irwandi, MM dengan judul materi Desa Sebagai  Gerbang Pertahanan Bangsa.  Menurut Direktur Universitas Terbuka , Dr. Meita Istianda S.IP, M.Si, saat ini Universitas Terbuka sudah sangat populer apalagi di tengah pandemi  saat ini.

“UT yang sudah ada sejak 1984 populer di kalangan guru karena untuk penyetaraan guru SD di seluruh Indonesia. Namun sekarang sudah makin dikenal dengan fakultas lainnya (FE, FHISIP, FST). Ada Prodi Hukum, Ekonomi, Sains dan teknologi,” katanya.  Ia mengatakan, sejak UT didirikan hingga saat ini sudah jutaan alumni yang lulus dan banyak berkiprah.

Saat ini lanjutnya, sistem PJJ yang diterapkan pun bukan semata-mata online saja tapi juga beragam model pembelajaran lainnya. UT mendidik mahasiswa agar mandiri tidak selalu tergantung kepada dosen,” pungkasnya. SMB IV pada kesempatan ini mengajak masyarakat Palembang terutama mahasiswa UT Palembang untuk mengangkat budaya Palembang baik mereka yang berada  di dalam dan di luar Palembang.

” Mari kita mulai menggunakan tanjak dalam setiap kegiatan begitu juga kaum  perempuan dengan memakai gandik,  ini sudah lama kita sosialisasikan  kepada masyarakat,” katanya. SMB IV yang juga berprofesi sebagai notaris ini menambahkan mencintai  tanah air bisa dilakukan dengan penggunaan simbol -simbol Palembang seperti dengan menggunakan songket, baju teluk belango, tanjak  dan sebagainya.

Selain itu menurutnya kebudayaaan yang ada saat ini sebenarnya perpaduan masa lalu dan masa kini. “Budaya Palembang sekarang memang berasal dari masa lalu dan tidak kolot, budaya itu bisa hidup kalau kita melaksanakannya,” katanya. Selain itu SMB IV juga membantah orang Palembang identik dengan kejelekan, kalaupun ada orang Palembang yang jelek perilakunya dinilai sebagai oknum saja. “Ini mengakibatkan ibarat pepatah gara gara nila setitik rusak susu sebelanga, karena satu orang yang rusak membuat membuat rusak orang Palembang, padahal menurutnya karakter orang Palembang tidak seperti itu,” katanya.

Apalagi selama ini dia menilai orang Palembang memiliki karakter yang religius, terbuka, mudah dipercaya, saling membantu, toleransi, pekerja keras, kreatif dan cerdas. Selain itu SMB IV mengajak kalangan pemuda untuk jangan mudah menyebarkan hoaks dan rasa kebencian kepada negara, etnis tertentu dan orang lain. “Jangan kita menyebarkan kebencian-kebencian , karena sering kebiasaan kita, mau menjadi orang yang hebat seolah olah kita pintar seolah olah tahu duluan informasi,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed