Peningkatan tersebut, jelas Muchendi, ditopang oleh program oplah (optimalisasi lahan) sebesar 46.762 hektare serta program cetak sawah.
“Di tahun 2025, OKI ditargetkan untuk optimalisasi lahan seluas 24 ribu hektare. Per Maret, terealisasi 4.510 hektare. Untuk cetak sawah, OKI diberi target sebesar 26.364 hektare. Per Maret 2025, realisasinya 2.005 hektare sedang dalam proses SID (Survey Investigasi dan Desain),” terangnya.
Tantangan peningkatan produksi padi, jelas Muchendi, tidak sedikit, mulai dari perubahan iklim, serapan gabah petani, hingga status lahan.
“Ada lahan yang dimiliki masyarakat, ada juga lahan milik perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat HGU yang belum tergarap. Ini kami harap dibantu administrasinya sehingga dapat dioptimalkan untuk lahan pertanian,” tutupnya.
Dalam arahannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukur dan bangga atas capaian bangsa dalam sektor pangan, terutama ditengah tantangan global.
“Baru enam bulan saya menerima mandat sebagai presiden, tapi dengan niat baik dan kebijakan yang masuk akal, kita bisa menunjukkan hasil. Saat banyak negara mengalami kekurangan pangan dan harga yang melonjak, kita justru bisa mengekspor telur. Kita surplus, harga telur bahkan menurun,” ujar Prabowo melalui sambungan virtual.
Presiden juga memberikan penghormatan tinggi kepada para petani yang dianggapnya sebagai fondasi utama negara. Ia menyebut petani sebagai produsen pangan yang menjadi penopang eksistensi Indonesia.
“Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa petani, tidak ada pangan. Itulah sebabnya petani adalah tulang punggung bangsa ini,” tegasnya. (Choe)
Komentar