Surabaya, jurnalsumatra.co – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur menetapkan RTH alias A (32) yang merupakan suami siri korban (suami pernikahan siri) sebagai tersangka kasus mutilasi jasad wanita di dalam koper di Ngawi Jawa Timur.
“Berdasarkan pemeriksaan, RTH kami tetapkan sebagai tersangka,”ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Timur Kombes Pol Farman saat merilis kasus tersebut di Mapolda Jawa Timur Surabaya, Senin (27/1/2025).
Ia menambahkan, dalam perkara ini penyidik Ditreskrimum Polda Jatim menjerat tersangka dengan pasal berlapis. RTH disebutnya, dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 KUHP ayat 3 dan Pasal 365 ayat 3 KUHP.
“Ancaman hukumannya maksimal (hukuman) mati atau seumur hidup,”tambah Farman. Ia menambahkan, terkait dengan peristiwa ini pihaknya menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, mobil Suzuki Ertiga dengan nomor polisi AG 1078 PB milik korban, mobil Toyota Vios, mobil Toyota Avanza, HP iPhone dan Samsung milik korban, HP Oppo milik tersangka, kaus dan celana tersangka, serta satu buah pisau yang digunakan untuk memutilasi korban.
Korban dalam kasus ini adalah UK, seorang sales kosmetik asal Blitar. Ia menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Jasadnya ditemukan dalam koper dengan anggota tubuh tidak lengkap di Desa Dadapan Kecamatan Kendal Ngawi.
Jenazah UK telah dimakamkan di kampung halamannya di Garum Blitar. Ayah korban, Nur Khalim mengungkap anaknya telah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.
Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung. “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah,”kata Khalim.
Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu. Polisi memastikan, Desa Dadapan hanyalah lokasi pembuangan mayat bukan tempat pembunuhan.(net)
Komentar