“Program ini mengusung sebuah konsep inovatif yang tidak hanya memperhatikan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit untuk mendorong peningkatan produktivitasnya, tetapi juga bertujuan untuk mendukung swasembada pangan,” imbuhnya.
Sinergi dengan Sampoerna Agro
Penanaman padi gogo kebun sawit PSR di Desa Mulya Jaya ini juga bersinergi dengan PT Sampoerna Agro yang membantu petani mengolah lahan.
Direktur CLA Legal PT Sampoerna Agro, Eris Eriaman mengatakan upaya ini bagian dari komitmen Sampoerna Agro dalam mendukung asta cita swasembada pangan nasional.
“Kegiatan hari ini merupakan siklus kerjasama antara sampoerna agro dengan para petani melalui program PSR. Lahan PSR kami terluas di Indonesia mencapai 19 ribu hektar, 16 ribu hektar diantaranya sudah tanam,’ jelas Eris.
Ubah Budaya Bertani
Sementara Peneliti utama Badan Riset Nasional (BRIN), Aris Hairmansis mengatakan pola tumpang sari padi gogo di kebun kelapa sawit perlu dibarengi dengan perubahan budaya bertanam semusim yang dimiliki petani kelapa sawit.
“Petani sawit perlu mengubah mindset dari kebiasaan merawat tanaman kelapa sawit beralih ke tanaman padi karena siklus tanaman padi hanya berkisar 4 bulan panen sehingga harus menggunakan bibit unggul sesuai lokasi, dosis pemupukan sampai dengan pengendalian hama lahan kering yang tepat,” terangnya.
Lebih lanjut Aris menjelaskan padi gogo merupakan suatu jenis padi yang tidak ditanam di sawah yang memerlukan pengairan yang banyak, ia acap ditanam di kebun atau ladang yang tidak memerlukan irigasi khusus.
Pola tumpang sari padi gogo pada lahan kelapa sawit teran dia sudah cukup berhasil. Adapun benih unggul yang digunakan, yakni IPB 9G produksi Institut Pertanian Bogor. (Choe)
Komentar