oleh

Petani OKI Berhasil Modifikasi Mesin Penggilingan Padi Biasa Jadi RMU Serbaguna Hemat Biaya

“Ya, kalau awal tahun bisa serap gabah dari dekat sini (Lempuing, Lempuing Jaya), kalau tengah tahun wilayah Jalur (Air Sugihan). Saya juga ambil dari OKU Timur, bahkan Lampung, karena di OKI akhir tahun itu masa tanam,” paparnya.

Untuk pemasaran beras olahan RMU-nya, jelas Muri, sudah memiliki pelanggan sendiri.

“Orang-orang datang sendiri mas kesini bawa truk atau fuso. Ada yang dari Lampung, bahkan Padang (Sumbar), kita utamakan cukupi dulu kebutuhan beras lokal,” terang dia.

Dilirik Perbankan, Ingin Produksi Beras Premium

Berkat usaha dan kerja kerasnya, penggilingan padi milik Kasmuri dilirik oleh Bank Indonesia. Bank sentral itu akan mengembangkan kapasitas mesin milik Muri, hingga bisa menghasilkan beras premium secara bertahap.

“Tentu dengan menggandeng pemerintah daerah melalui Perumda, sebagai bentuk dukungan BI terhadap pengembangan sektor hilir pertanian di Kabupaten OKI,” jelas Muhamad Ardian Dwinanto, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Bank Indonesia Perwakilan Sumsel.

Sementara, Bank Sumsel Babel juga berminat mengucurkan KUR untuk pengembangan usaha dan permodalan.

“Melihat potensinya, kita bisa bantu di unit pengembangan usaha dan permodalan,” jelas Kepala Bank Sumsel Babel Cabang Kayuagung, Saka Al Amin.

Atas perhatian pemerintah daerah dan perbankan tersebut, Muri mengaku, berencana memodifikasi mesin pengolah serbaguna yang juga dapat memproduksi beras premium.

“Ya perlu ada penambahan alat, perluasan kapasitas pabrik. Kalau dibantu dan ada pendampingan saya siap,” tukasnya.

Tak Pelit Berbagi Keahlian

Selain memodifikasi mesin RMU-nya, Muri mengaku banyak didatangi pengusaha penggilingan padi dari daerah lain.

Puluhan mesin modifikasi telah tangani dalam kurun waktu sejak tahun 2019 hingga 2024.

“Ada yang datang kesini minta modif juga, minta buatin pengering, pencacah bahkan ada kerusakan mesin tak datangi,” ujar dia.

Muri mengaku tidak takut keahlian dan rezekinya diambil orang lain, bahkan jadi saingan usaha.

“Kita hidupkan sudah ada takarannya, rezeki, maut, jodoh. Gak harus takut disaingi yang lain bisa maju saya senang,” ujar pria kelahiran Jogja itu. (Choe)