Menutup kunjungan, Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Kemenko Marves, Fatma Puspitasari menegaskan bahwa pusat-pusat persemaian yang kelak akan dibangun dapat mencontoh Pusat Persemaian Rumpin, khususnya dari pemanfaatan air, pemberdayaan tenaga kerja lokal, hingga efisiensi energi dengan pemanfaatan energi terbarukan. “Tapi harus tetap memperhatikan keragaman hayati dan endemik dari tiap-tiap daerah,” ujarnya.
Fatma mencontohkan salah satu tamanan endemik Pulau Sumatera telah dikembangkan di persemaian eksisting PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yakni anggrek hutan hasil rescue dari pembukaan lahan pertambangan. Beberapa tanaman endemik lain yang sudah dikembangkan di persemaian eksisting PTBA adalah Merbau (Intsia Palembanica), Tembesu (Fragrea Fragrans), dan Gaharu (Aquilaria Malaccensis). “Ke depannya pusat persemaian selain mendukung rehabilitasi hutan dan lahan juga akan mendukung terbangunnya lebih banyak botanical garden, bisa menjadi lokasi eduwisata,” pungkas Fatma. (HMS/Din)
Komentar