“Jangankan mempromosikan Palembang Darussalam, merawatnya saja tidak ada niat,” kata Ketua Dewan Pembina FPPM, Charma Afrianto SE . Dikatakannya, bahwa atas dasar itulah para seniman, budayawan yang didukung oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn serta di bantu FPPM berinisiatif mengadakan FGD tersebut.
“Jika kita merawat Cagar budaya sama saja kita menjaga peradaban bangsa. Kalau peradaban bangsa saja tidak dijaga, artinya sebagai masyarakat kota Palembang ini sama saja dengan masyarakat yang tidak beradab. Kita tidak menghargai leluhur kita yang sudah berjuang,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihaknya terpanggil untuk terus merawat serta melestarikan Cagar budaya di Kota Palembang. “Kami menggugah semua stakeholder termasuk eksekutif dan legislatif untuk mulai hari ini menganggarkan. Kita rindu kejayaan Palembang Darussalam dan kami ingin ada wisata religi di Kota Palembang ini,” katanya,
Dirinya menyebut, bagaimana bisa di lakukan kalau makam-makam di Palembang ini saja tidak dijaga. Untuk itu pihaknya juga mendapatkan dukungan dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn untuk terus mengadakan diskusi-diskusi serta merawat makam-makam kesultanan Darusallam.
“Kami harapkan dukungan semua pihak. Tapi, tanpa didukung siapapun kami akan terus maju bersama FPPM merawat serta melestarikan budaya di Kota Palembang,” katanya, Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk membantu merawat makam-makam yang mempunyai stori dan juga jangan kencing sembarangan.
Peneliti dari BRINT Sumsel, Dr Wahyu Rizky Andhifani SS MM mengatakan, di kota Palembang ada 463 cagar budaya yang sudah terverifikasi nasional yang lolos verifikasi 220 tetapi yang ditetapkan ada enam . “ Siapa yang tidak peduli dan siapa yang tidak mempedulikan saya masih menerka-menerka terakhir ada tiga situs di Komplek Pemakaman Geding Suro, Komplek Pemakaman Kawah Tekurep dan Prasasti Boom Baru, “ katanya.
Untuk Komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya akan diangkat menjadi Komplek Pemakaman bukan makam Pangeran Kramajaya. “ Ada Kerancuan soal Pangeran Kramajaya , misalnya keterkaitan ketika Pengeran Kramajaya dibuang oleh Belanda kalau kita narasi yang ada selama ini diasingkan ke Purbalingga, tapi saya tidak dapat kata kata Purbalingga yang dapatnya Karawang dan Purwakarta, “katanya.
Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas kebudayaan Kota Palembang Sri Suryani Sip mengatakan, tahun 2022 dirinya sempat protes melihat berkas yang ada dari hasil kajian dari tahun 2017 belum ada satupun penetapan. “ Kenapa harus menunggu saya , saya agak protes tapi itu kelemahan saya, saya ini hanya sebagai kabid cagar budaya dan permuseuman , ada kepala dinas , diluar kepala dinas ada Tim Ahli Cagar Budaya yang benar-benar mengerti , tapi kami hanya sebagai wadah Dinas Kebudayaan kota Palembang dan ditahun 2022 sudah ditetapkan empat cagar budaya Makam Kigede Ingsuro, Makam Kawah Tekurep, Makam Sabo Kingking dan Prasasti Boom Baru sebagai cagar budaya kota Palembang ,” katanya.
Komentar